Prediabetes Picu Penyakit Jantung, Yuk Lakukan Pencegahan Simple Ini

Seorang pria mengecek gula darah diabetes
Sumber :
  • Eat This

VIVA Lifestyle – Diabetes menjadi salah satu penyakit yang paling banyak diderita oleh penduduk dunia. Sayangnya, banyak diabetisi yang tak menyadari kondisi lonjakan gula darah lantaran tidak menunjukkan gejala sehingga berakhir dengan komplikasi berbahaya, yang sebenarnya bisa dicegah dengan mendeteksi prediabetes.

5 Manfaat Menakjubkan Mengonsumsi Air Kelapa Setiap Hari, Bisa Jaga Kesehatan Jantung

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Endokrin Metabolik Diabetes, Prof. Dr. dr. Pradana Soewondo, Sp. PD-KEMD., mengatakan bahwa prediabetes merupakan kondisi di mana kadar gula darah yang lebih tinggi dari nilai normal, tetapi belum menyentuh kriteria untuk didiagnosis sebagai diabetes. Penderita prediabetes memiliki risiko lebih besar menjadi diabetes dibandingkan dengan orang tanpa prediabetes. Scroll untuk simak artikel selengkapnya.

"Namun, tidak banyak orang yang menyadari kondisi prediabetes karena memang gejalanya yang minim sampai kemudian berkembang menjadi diabetes dan menimbulkan komplikasi," jelasnya dalam keterangan pers Merck.

Jokowi Bersyukur Angka Stunting Turun dari 37 Persen Menjadi 21 Persen

Tanpa upaya pencegahan yang tepat, perkembangan prediabetes menjadi diabetes tipe 2 bisa terjadi lebih cepat. Sebab data menunjukkan bahwa tujuh dari sepuluh pasien prediabetes yang tidak diberikan intervensi akan progres ke diabetes. 

Selain itu, tidak perlu menunggu jadi diabetes, kondisi prediabetes sendiri sudah berisiko menimbulkan komplikasi kardiovaskular bila tidak ditangani dengan baik. Dari diabetes tersebut, maka komplikasi bisa ke penyakit pembuluh darah mulai dari sakit jantung, ginjal, hingga stroke.

Pasien Imunodefisiensi Primer Minta Pemerintah Masukkan Terapi IDP ke dalam Formularium Nasional

Upaya cegah prediabetest

Diabetes

Photo :
  • Times of India

Namun, masyarakat tidak perlu khawatir karena walaupun seseorang telah terdiagnosis prediabetes, komplikasi kardiovaskular serta progresi menjadi diabetes dapat dicegah dengan penanganan yang baik, salah satunya dengan mengubah gaya hidup menjadi lebih sehat.

“Intervensi awal yang dapat dilakukan jika terdiagnosis prediabetes risiko ringan adalah mengubah gaya hidup, seperti rutin berolahraga setidaknya 150 menit seminggu atau 30 menit setiap hari selama 5 hari dalam seminggu, misalnya berjalan kaki, naik sepeda, atau berenang. Usaha lainnya dalam mengobati prediabetes adalah berusaha mengubah pola makan dengan diet yang bergizi seimbang dan mengelola stres," jelasnya.

Risiko terkena diabetes tipe-2 dapat dikurangi hingga 58 persen dengan perubahan gaya hidup, seperti pola makan yang seimbang, rutin berolahraga, dan menurunkan berat badan. Oleh karena itu, semakin cepat menyadari risiko dan melakukan identifikasi prediabetes, semakin cepat kita bisa melakukan perubahan untuk lebih sehat dan terhindar dari risiko diabetes dan komplikasi kardiovaskular.

"Namun, pada orang dengan prediabetes dan risiko tinggi, jika setelah 3 hingga 6 bulan melakukan intervensi gaya hidup dan/atau memperbaiki toleransi glukosa belum berhasil untuk mencapai penurunan berat badan yang diinginkan, maka bisa dikombinasikan dengan intervensi farmakoterapi atau pemberian obat seperti dengan kandungan zat aktif metformin layak dipertimbangkan sebagai terapi obat lini pertama dalam strategi pencegahan prediabetes dan diabetes," ujar Prof. Pradana Soewondo.

Selain itu, Prof Pradana menyebutkan bahwa studi penting oleh Kelompok Penelitian Program Pencegahan Diabetes (DPP) juga telah menunjukkan bahwa perubahan gaya hidup dan intervensi medis dapat mengurangi kejadian diabetes pada orang yang berisiko tinggi penyakit ini. Manfaat ini telah dikonfirmasi dalam studi jangka panjang selama 10 tahun dan 15 tahun.

Camilan Lezat dan Super Sehat untuk Penderita Diabetes

Photo :
  • U-Report

Salah satu intervensi medis melalui metformin yang telah memiliki basis bukti terkuat dan menunjukkan keamanan jangka panjang sebagai terapi farmakologis untuk pencegahan diabetes. Maka dari itu, intervensi farmakologis diperlukan sedini mungkin pada saat pasien dinyatakan dalam kondisi prediabetes dan dapat diberikan sebagai pendamping dari intervensi perubahan gaya hidup.,  

"Merck memahami bahwa tidak sedikit masyarakat yang belum menyadari bahwa dirinya memiliki risiko prediabetes dan diabetes, serta tidak mengetahui bagaimana cara deteksinya. Melihat pentingnya deteksi dini sebagai upaya pencegahan, Merck menyediakan platform penilaian risiko prediabetes secara online melalui www.cekprediabetes.com yang telah berhasil menjangkau pasien dengan risiko tinggi dan lebih dari 174 ribu orang telah melakukan penilaian risiko prediabetes," tambah  Presiden Direktur PT Merck Tbk Evie Yulin.

Selain dengan memberikan produk pengobatan yang berkualitas kepada pasien dan masyarakat, Merck juga memperhatikan status kesehatan karyawan terutama terkait penyakit prediabetes dan diabetes. Hal ini penting mengingat terdapat risiko diabetes di lingkungan kerja karena kurangnya tingkat aktivitas fisik dan durasi duduk yang lama serta pola makan yang kurang sehat. 

Untuk itu, dalam rangka Hari Diabetes Sedunia 2022, Merck telah bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan, salah satunya dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia untuk melakukan edukasi yang dapat mendorong perubahan gaya hidup bagi para karyawan untuk memitigasi risiko diabetes. 

Di Indonesia, penderita diabetes mencapai 19,47 juta orang pada 2021, di mana sebanyak lebih dari 236 ribu di antaranya meninggal dunia karena penyakit tersebut. Jika tidak dilakukan upaya pencegahan dan penanganan yang tepat, maka penderita diabetes di Indonesia diperkirakan bisa mencapai 23,33 juta orang pada 2030, bahkan mencapai 28,57 orang pada 2045. 
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya