Waspadai Tanda di Kaki dan Perut, Bisa Jadi Penyakit Hati Berlemak

Ilustrasi penyakit hati berlemak
Sumber :
  • Times of India

VIVA Lifestyle – Sama seperti jantung dan otak, hati Anda juga merupakan organ vital dalam tubuh Anda. Fungsi utama hati meliputi, produksi albumin, protein yang mencegah cairan dalam aliran darah bocor ke jaringan sekitarnya.

Kemudian produksi empedu, cairan yang sangat penting untuk pencernaan dan penyerapan lemak di usus kecil, penyaring darah, aktivasi enzim dan penyimpanan glikogen, vitamin, dan mineral. Scroll untuk simak artikel selengkapnya.

Menjadi organ internal terbesar dalam tubuh, hati memiliki banyak peran untuk dimainkan. Namun, itu juga tunduk pada beberapa cedera dan komplikasi. Salah satu masalah kesehatan terbesar yang terkait dengan hati adalah penyakit hati berlemak.

Apa penyebab penyakit hati berlemak?

Penyakit hati berlemak terjadi ketika ada penumpukan lemak berlebih di hati. Hal ini dapat terjadi karena beberapa alasan.

Salah satu alasan utama adalah konsumsi alkohol yang berlebihan, yang dapat menyebabkan penyakit hati berlemak alkoholik. Minuman beralkohol dapat membuat hati menyimpan lebih banyak lemak daripada memecahnya.

NAFLD atau penyakit hati berlemak non-alkohol adalah jenis lain dari penyakit hati berlemak, yang disebabkan terutama karena faktor-faktor seperti obesitas, diabetes tipe 2, resistensi insulin, kadar lemak (trigliserida) yang tinggi dalam darah dan sindrom metabolik. Usia, genetika, obat-obatan tertentu, dan kehamilan adalah faktor risiko lain dari penyakit hati berlemak.

Penyakit hati berlemak 'Ireversibel' dapat memengaruhi kaki dan perut

Kunci untuk mencegah penyakit hati berlemak adalah diagnosis dini. Jika penyakit ini tidak terdeteksi tepat waktu atau tidak diobati, dapat berkembang ke stadium lanjut yang dapat 'ireversibel'.

Jika kondisinya memburuk, itu bisa membuat Anda tertekan, dengan masalah tambahan di kaki dan perut Anda. Penumpukan lemak yang terus menerus dapat menyebabkan peradangan pada organ, yang memberikan gambaran masalah kesehatan lain yang disebut NASH (steatohepatitis nonalkohol).

Steatohepatitis nonalkohol (NASH)

Steatohepatitis nonalkohol atau NASH mengacu pada peradangan hati yang disebabkan oleh kelebihan sel-sel lemak di dalamnya. Peradangan kronis dikatakan menyebabkan kerusakan hati progresif atau sirosis.

Menurut Cedar Sinai, pasien dengan NASH, yang telah mengalami kerusakan hati yang cukup parah, mungkin mengalami 'pembengkakan di kaki' dan 'penumpukan cairan di perut'.

Ini terjadi karena peningkatan tekanan di vena yang menggerakkan darah melalui hati Anda, yang dikenal sebagai vena portal. Meningkatnya tekanan di vena menyebabkan cairan menumpuk di dalam tubuh, termasuk di kaki, pergelangan kaki, dan perut.

Jangan abaikan tanda-tanda mengkhawatirkan lainnya

Industri Facility Manajemen Indonesia di Atas Vietnam dan Kamboja

Ketika tekanan di vena portal meningkat, itu bisa pecah, menyebabkan pendarahan internal. Yang mengatakan, jika Anda melihat tanda-tanda darah di tinja atau muntah Anda, hubungi pengawasan medis.

Selain itu, waspadalah terhadap mata dan kulit yang menguning, gejala umum lain dari kerusakan hati. Mayo Clinic menyatakan, "Jaundice terjadi ketika hati yang sakit tidak mengeluarkan cukup bilirubin, produk limbah darah, dari darah Anda."

6 Makanan yang Sebaiknya Dihindari saat Menikmati Secangkir Kopi

"Jaundice menyebabkan kulit dan putih mata menguning dan urin menjadi gelap." Seseorang mungkin juga mengalami kulit gatal, penurunan berat badan yang cepat, pembuluh darah spiderline pada kulit, mual, kehilangan nafsu makan dan kelelahan.

Bagaimana cara mencegah penyakit hati berlemak?

Harmoni Energi Sehat Menyuarakan Pesan Kesetaraan dalam Pelayanan Kesehatan

Dengan pola makan yang tepat, terdiri dari lemak sehat, melibatkan kontrol porsi, dengan olahraga teratur, seseorang dapat mencegah perlemakan hati nonalkohol (NAFL) atau steatohepatitis nonalkohol (NASH). Seseorang harus bertujuan untuk mempertahankan berat badan yang sehat. Hindari makanan yang kaya akan lemak jenuh, gula, minyak, dan makanan yang diproses.

Ilustrasi Demam Berdarah Dengue (DBD)

Waspada! DBD di Indonesia Melonjak Hampir 3 Kali Lipat pada Kuartal I 2024

Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) terjadi di Indonesia pada kuartal I tahun 2024. Hingga Maret 2024, terdapat 43.271 orang yang menderita DBD dan 343 jiwa meregang nyawa.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024