Ratusan Ribu Kasus Baru Kanker Tiap Tahun, Bahaya Kematian Mengintai

Kanker payudara
Sumber :
  • U-Report

VIVA Lifestyle – Kanker di Indonesia menjadi masalah ekonomi kesehatan masyarakat yang utama dan bebannya semakin meningkat. Dengan hampir 400 ribu kasus baru pada tahun 2020, dapat diperkirakan (dalam angka) kenaikan jumlah kasus pada tahun 2040 dikarenakan penuaan dan pertumbuhan populasi. 

Diketahui, kanker payudara menempati urutan pertama terkait jumlah kanker terbanyak di Indonesia serta menjadi salah satu penyumbang kematian pertama akibat kanker. Data Globocan tahun 2020, jumlah kasus baru kanker payudara mencapai 68.858 kasus (16,6%) dari total 396.914 kasus baru kanker di Indonesia. Scroll untuk simak artikel selengkapnya.

Sementara itu, untuk jumlah kematiannya mencapai lebih dari 22 ribu jiwa kasus. Padahal sekitar 43 persen kematian akibat kanker bisa dikalahkan manakala pasien rutin melakukan deteksi dini dan menghindari faktor risiko penyebab kanker.

Namun di dunia, kanker paru lah yang bertanggungjawab pada jumlah kematian tertinggi dari jenis kanker lainnya. Mirisnya, kanker paru sulit dikenali gejala yang timbul dan bahkan kerap sudah berada di stadium akhir sehingga membahayakan kesehatan jangka panjang.

Kanker paru, hati, dan lambung merupakan tiga jenis kanker dengan kematian tertinggi di dunia pada tahun 2020. Lebih rinci, kematian akibat kanker paru sebanyak 1,8 juta dibanding kanker hati yang sebanyak 830 ribu pasien serta kanker lambung sebanyak 789 ribu pasien.

Data GLOBOCAN 2020 mencatat angka kematian akibat kanker paru di Indonesia meningkat sebesar 18 persen menjadi 30.843 orang. Sedangkan temuan kasus baru mencapai 34.783 kasus per tahun.

Selain angka kematian yang cukup tinggi, penanganan pasien kanker yang terlambat menyebabkan beban pembiayaan yang kian membengkak. Pada periode 2019-2020, pengobatan kanker telah menghabiskan pembiayaan BPJS kurang lebih 7,6 triliun rupiah.

Pengendalian kanker yang lebih baik dan perubahan paradigma dalam penanganan kanker menjadi lebih penting untuk memperkuat sistem kesehatan di Indonesia. Salah satunya melalui inovasi teknologi kesehatan yang tepat terhadap sel kanker.

Pentingnya Deteksi Dini: Gejala Awal serta Faktor Risiko Kanker Serviks yang Harus Diwaspadai

Ilustrasi kanker.

Photo :
  • Times of India

"Pendekatan tatalaksana kanker yang diterapkan saat ini adalah precision medicine, yakni pengobatan yang berdasarkan pola genomik yang ada pada sel kanker," ujar Pulmonologist Oncologist di RS Kanker Dharmais PKN (Pusat Kanker Nasional), Dr. dr. Arif R Hanafi, SpP (K), dalam keterangan pers Roche Indonesia.

Sederet Artis Tanah Air yang Sudah Persiapkan Kematiannya Jauh Hari, Beli Kafan hingga Batu Nisan

Dalam sel kanker paru misalnya, kata dokter Arif, terdapat berbagai macam oncogenic driver mutation. Beragam mutasi tersebut saat ini berpotensi untuk diberikan terapi target. 

"Oleh karena itu, pemeriksaan CGP (Comprehensive Genomic Profiling) ini penting untuk menentukan terapi target yang paling tepat untuk pasien," tuturnya.

Semangat Kate Middleton Lawan Kanker: Pengobatan Berjalan Lancar

Untuk itu, Roche dan anak perusahaannya, Foundation Medicine Inc. (FMI) bekerja sama dengan PT Kalbe Farma Tbk melalui KALGen Innolab (Laboratorium Klinik Kalbe) meluncurkan layanan pemeriksaan Comprehensive Genomic Profiling (CGP) dengan teknologi Next Generation Sequencing (NGS). Pemeriksaan ini merupakan layanan pemeriksaan CGP disetujui lembaga pengawas obat dan makanan Amerika Serikat (FDA) yang pertama hadir di Indonesia. 

"Upaya Roche dan FMI yang hadir di Indonesia ini merupakan kemajuan yang penting pada visi kami, yakni memungkinkan lebih banyak pasien kanker mendapatkan pelayanan kesehatan yang terpersonalisasi," ujar Presiden Direktur Roche Indonesia, dr. Ait-Allah Mejri.

Layanan pemeriksaan baru ini dapat membantu menentukan terapi terbaik bagi pasien kanker, sesuai dengan pemetaan genomik tumor pada masing-masing pasien. Dua tipe pemeriksaan yang bernama FoundationOne?CDx dan FoundationOne?Heme akan tersedia bagi dokter untuk digunakan kepada pasien mereka. 

Pemeriksaan FoundationOne?CDx diindikasikan untuk semua jenis kanker tumor padat dengan menganalisis sampel DNA, sedangkan FoundationOne?Heme diindikasikan untuk pasien dengan kelainan hematologi dan sarkoma di semua stadium dengan menganalisis DNA dan RNA pasien. 

Kedua pemeriksaan ini mampu mendeteksi secara komprehensif mutasi pada lebih dari 300 gen yang berhubungan dengan pertumbuhan kanker. Mutasi tersebut kemudian menjadi indikasi kecocokan pasien dengan pilihan terapi kanker tertentu, yang dapat membantu para klinisi dan pasien untuk menentukan terapi terbaik berdasarkan profil genomiknya. 

“Perkembangan personalized dan precision medicine saat ini memungkinkan pasien untuk mendapatkan terapi terbaik,” tutur Yuniar Linda, Presiden Direktur PT Innolab Sains Internasional (KALGen Innolab).

Sejauh ini, pemeriksaan untuk diagnosis terkait penanganan kanker di Indonesia masih dilakukan secara bertahap. Pemeriksaan pasien kanker untuk tahap berikutnya baru akan dilakukan apabila hasil tes pertama dilaporkan negatif. Butuh waktu yang panjang sampai dokter dapat mengetahui profil genomik tumor dari beberapa mutasi gen pasien untuk menentukan pilihan terapi yang paling tepat. 

“Pemeriksaan FoundationOne?CDx ini menjadi sebuah milestone layanan KALGen Innolab yang diharapkan dapat memberikan lebih banyak manfaat bagi kualitas kesehatan masyarakat Indonesia serta menjawab tantangan perkembangan dunia sains biomolekular kedokteran,” kata Yuniar. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya