Ini Alasan Pria Suka Merekam Aktivitas Seksualnya

Ilustrasi hubungan seks.
Sumber :
  • Times of India

VIVA Lifestyle – Berhubungan seks dengan pasangan menjadi momen yang menggairahkan dan bersifat privasi. Namun bagi sebagian pasangan terutama pria memilih untuk mendokumentasikan hubungan seksual mereka di ponsel pribadi.

Pria 47 Tahun Ditemukan Tewas Bawa Bungkusan Pakaian Bekas di Trotoar Margonda

Beberapa dari pria memilih memfilmkan diri mereka saat sedang masturbasi, hingga tindakan seksual lainnya seperti penetrasi dan kemudian mengirimkannya ke kasih mereka atau pasangannya. Terkadang dokumentasi seksual itu bocor dan menjadi konsumsi publik. Scrol untuk simak artikel selengkapnya.

Lantas mengapa pasangan pria begitu senang merekam aktivitas seksual mereka dan menyimpannya di ponsel pintar mereka? Terkait hal itu pakar seks dan hubungan di Lovehoney, Annabelle Knight mengatakan bahwa ada alasan yang sangat sederhana di balik mengapa beberapa orang terobsesi untuk memfilmkan aktivitas seksual mereka.

Anak di Bawah Umur Diduga Dicabuli Saudara di Cengkareng, Begini Modusnya

"Lebih banyak orang yang memfilmkan diri mereka berhubungan seks dengan pasangannya karena itu menyenangkan," kata Annabelle mengutip laman Metro.

Hubungan seksual

Photo :
  • Times of India
Video Honda HR-V Parkir di Jalan Sempit, Bikin Macet dan Sulit Dilewati

Diungkap Annabelle bahwa seluruh hidup masyarakat terekam di ponsel pintar mereka, jadi mengapa berhubungan seks juga tidak bisa direkam? Banyak pasangan, kata Annabelle berhenti menonton video mereka sendiri setelah itu dan berhubungan seks lagi karena mereka begitu terangsang.

"Dan jika Anda akan berdandan dengan pakaian seksi untuk suatu sesi, tentu saja Anda akan menginginkan rekaman aksinya," kata dia.

Sebuah studi oleh situs kencan, Illicit Encounters, mengungkapkan bahwa sepertiga dari pasangan telah memfilmkan diri mereka berhubungan seks dan tiga perempat dari peserta menyatakan bahwa mereka telah menggunakan ponsel mereka untuk 'meningkatkan' kehidupan seks mereka, baik dengan cara mengambil foto atau menonton video erotis (yang bisa saja milik mereka atau, film porno).

Tetapi jika Anda mempertimbangkan untuk melakukannya sendiri, ada beberapa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Annabelle merekomendasikan untuk tidak mencampur alkohol dan pembuatan film seks, serta memastikan Anda bersama seseorang yang Anda percayai untuk merahasiakan rekaman tersebut.

"Bukan ide yang baik membuat video seks dengan pasangan baru atau seseorang yang tidak Anda percayai sepenuhnya.
Siapa yang tahu di mana rekaman itu akan berakhir (tetap disimpan atau dibocorkan)? Anda hanya tidak tahu dengan siapa mereka akan membagikannya," kata dia.

Annabelle juga mengungkap bahwa penting membuat perjanjian dengan pasangan ketika ingin membuat dokumentasikan hubungan seksual. Hal ini untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan.

"Dengan segala cara mendokumentasikan hubungan seksual dengan seseorang yang Anda percayai tetapi dengan perjanjian ketat bahwa Anda berdua menghapus rekaman jika terjadi perpecahan," kata dia.

Namun perlu diingat, jika seseorang membagikan video Anda dan Anda tidak mengizinkannya melakukannya, Anda dapat melaporkannya ke polisi.

Sementara itu, pakar seks di Lelo, Stu Nugent percaya ada alasan lain mengapa kita suka membuat rekaman seks yang mana ini adalah ‘erotisme diri’.

"Mungkin kita semua narsisis: kita semua ingin melihat diri kita sebagai seksual, dan dengan memfilmkan diri kita sendiri, kita dapat melakukannya secara harfiah, berulang kali.  Tapi itu bukan hal baru. Itu hanya masturbasi di cermin untuk era digital," kata dia.

Stu juga menjelaskan bahwa ada sesuatu yang sangat intim tentang erotisme diri, dan ada sesuatu yang secara inheren seksi tentang melihat diri Anda ketika berhubungan seks.

Pakar hubungan di We-Vibe, Dr Becky Spelman setuju bahwa mungkin ada tingkat narsisme dalam pembuatan film atau menonton diri sendiri berhubungan seks atau masturbasi.

Namun, dia menjelaskan bahwa ini mungkin lebih dalam dari sekadar egosentris, beberapa orang hanya menemukan kenikmatan seksual pada diri mereka sendiri, bukan pada pasangannya.

"Pertama-tama, kita hidup di dunia yang dipenuhi gambar dan pornografi, dan banyak dari kita yang sangat terlibat dengan media sosial. Bagi orang-orang yang tumbuh di lingkungan ini, membuat gambar erotis diri mereka sendiri bisa tampak seperti normal, perpanjangan biasa dari bagaimana mereka menjalani sebagian besar kehidupan online mereka," kata Becky.

Ilustrasi hubungan seks.

Photo :
  • Times of India

Namun dalam beberapa kasus, kata Becky keinginan untuk melihat diri sendiri terlibat dalam aktivitas seksual di layar dapat melibatkan auto-erotisme, atau kecenderungan untuk menemukan kenikmatan seksual dalam diri sendiri, bukan pada orang lain.

"Dalam kasus ini, orang yang melihat dirinya terlibat dalam aktivitas seksual dengan orang lain sebenarnya terangsang oleh citra dirinya, dan individu lain yang terlibat setara dengan mainan seks atau alat peraga lainnya. Terkadang ada elemen narsis untuk menonton diri sendiri di ponsel juga. Orang yang narsistik dapat menampilkan kecenderungan yang agak egois untuk mengagumi versi ideal dari citra diri dan atribut mereka, termasuk atribut seksual mereka," kata dia.

Becky juga menjelaskan bahwa faktanya, bagi orang-orang dengan kecenderungan ini, melihat gambar bergerak dari diri mereka yang sedang berhubungan seks bisa menjadi tantangan bagi narsisme mereka, karena realitas penampilan tubuh dan kekuatan seksual mereka mungkin tidak sesuai dengan versi ideal dalam pikiran mereka.
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya