Inggris Alami Lonjakan Flu dan COVID-19, RS Kehabisan Stok Oksigen dan Kamar Mayat

Ilustrasi COVID-19/Virus Corona.
Sumber :
  • pexels/Edward Jenner

VIVA Lifestyle – Rumah sakit di Inggris melaporkan tengah kehabisan oksigen dan kamar mayat penuh dengan jenazah yang memicu kekacauan luar biasa. Mirisnya, pasien dibiarkan menunggu hingga 99 jam lamanya untuk bisa mendapatkan kamar yang membuat rumah sakit kian sesak.

Twindemic flu dan COVID-19 telah menyebabkan kekurangan oksigen portabel yang akan menyelamatkan jiwa. Laporan masalah pasokan oksigen ini terjadi di rumah sakit di Hull, Nottingham, Liverpool, Crewe, Derby dan Durham.

"Kami sekarang berada pada tahap di mana tidak ada cukup oksigen dalam silinder untuk merawat pasien di koridor, ambulans, dan di area berjalan kami di A&E," kata seorang pekerja di badan kesehatan nasional, dikutip laman The Sun.

Ilustrasi COVID-19/virus corona.

Photo :
  • Pixabay/mattthewafflecat

"Dikombinasikan dengan flu, Covid, dan kondisi pernapasan lainnya, ini di luar pengobatan Dunia Ketiga," tambahnya.

Banyak pakar lain di badan kesehatan itu yang telah menyatakan bahwa saat ini beberapa pasien dalam insiden kritis dan beberapa bahkan terpaksa mengambil tindakan yang digunakan pada puncak pandemi. Mirisnya, dokter umum di Surrey dilaporkan telah diberitahu bahwa kamar mayat rumah sakit hampir mencapai batasnya.

"Selama seminggu hingga sepuluh hari terakhir kami telah melihat tingkat flu meningkat secara signifikan, di samping tingginya jumlah orang dengan Covid. Twindemi flu/Covid yang terjadi secara simultan ini saat ini menghabiskan 13.000 dari 95.000 tempat tidur rumah sakit NHS, menjelang akhir skenario perencanaan 'kemungkinan besar' kami," kata kepala petugas strategi NHS Inggris, Chris Hopson.

Sementara itu staf di Bedfordshire, Luton dan Milton Keynes Health and Care Partnership diberi tahu bahwa ada kemungkinan nyata bahwa pasien harus dirawat di tenda di halaman rumah sakit, menurut laporan Sunday Times. Bahkan, waktu tunggu untuk tempat tidur telah mencapai tingkat yang ekstrem, dengan satu pasien di Rumah Sakit Great Western di Swindon, Wiltshire menunggu 99 jam setelah dirawat.

Kapten Vincent Kena Flu Singapura Sampai Bernanah: Lebih Sengsara dari COVID!

Pasien dilarikan ke rumah sakit sebagai keadaan darurat dengan ambulans, tetapi tetap berada di troli selama lebih dari empat hari sebelum tempat tidur di rs diberikan. Pasien lain, di York, menunggu 40 jam untuk mendapat tempat tidur, sementara pasien ketiga di Shropshire harus duduk di ambulans di luar rumah sakit selama 30 jam.

Seorang gadis kecil berusia 3 tahun di Oxford bahkan tidak cukup beruntung mendapatkan troli untuk menunggu. Heidi, namanya gadis kecil itu, terpaksa tidur di kursi setelah berjam-jam menunggu untuk diobservasi karena demam berdarahnya.

KPK Cecar Fadel Muhammad soal Dugaan Kasus Korupsi APD di Kemenkes RI

Ilustrasi anak sakit.

Photo :
  • freepik/lifeforstock

"Lelah, dehidrasi, dan melawan berbagai penyakit, inilah yang terbaik yang bisa dilakukan NHS, lima jam setelah tiba di A&E dan 22 jam setelah kami menelepon untuk meminta bantuan," tulis sang ayah, Tom Hook, di media sosial.

Kate Middleton Jalani Kemoterapi Preventif, Benarkah Bisa Bunuh Sel Kanker 100 Persen?

Senada, salah satu akun di Twitter memposting foto memilukan yang menunjukkan tangan ayahnya yang sudah lanjut usia mencengkeram rel troli pada 28 Desember lalu. Hal itu terjadi saat dia menunggu berhari-hari untuk mendapatkan tempat tidur.

"Hari kedua duduk di IGD bersama Ayah saya. Mungkin 3-4 hari lagi sebelum tempat tidur tersedia di bangsal medis. Sistem ini baik dan benar-benar rusak dan Anda tahu? Saya takut meninggalkannya dan pulang untuk tidur," tulisnya.

Ada pun, Hampir 95 persen tempat tidur rumah sakit NHS di Inggris penuh, dengan lebih dari 12.000 ditempati oleh pasien yang siap untuk dipulangkan. Adrian Boyle, presiden Royal College of Emergency Medicine, menyebut situasi itu sangat serius.

"Terlalu banyak orang yang terjebak di departemen darurat kami saat ini. Kejutan jangka pendek yang dapat diprediksi dari musim flu yang buruk dan konsekuensi jangka panjang dari kapasitas yang tidak memadai serta perencanaan dan investasi tenaga kerja menciptakan badai yang sempurna," jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya