Ngeri, Menkes Ungkap 5 Ribu Varian Baru COVID-19 Ditemukan di Laboratorium RI

Ilustrasi COVID-19/virus corona.
Sumber :
  • Pixabay/mattthewafflecat

VIVA Lifestyle – Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa sektor kesehatan berhasil mencatatkan berbagai capaian positif sepanjang tahun 2022. Mulai dari penanganan pandemi COVID-19 dan vaksinasi serta transformasi kesehatan.

Riset: Kebiasaan Belanja Orang Indonesia, Bandingin Harga di Situs Online dan Toko Offline

Pada penanganan pandemi, Menkes menyebutkan bahwa Indonesia berhasil dalam penanganan COVID-19. Terbukti sejak mengalami puncak Omicron pada Februari 2022 lalu, Indonesia mampu mengendalikan berbagai varian baru yang terus berkembang selama 2022. Scroll untuk berita selengkapnya.

“Adanya gelombang baru sesudah Omicron ternyata tidak membuat adanya lonjakan baru. Di beberapa negara besar mengalami kenaikan, tapi di Indonesia tidak,” kata Menkes, dalam konferensi pers Youtube Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Kamis 5 Januari 2023.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Ilustrasi COVID-19/Virus Corona.

Photo :
  • pexels/Edward Jenner

Selain vaksinasi COVID-19, Kemenkes juga melakukan sejumlah inisiatif untuk meredam kenaikan kasus di Indonesia. Langkah yang dilakukan berupa pemanfaatan dari sisi sains dan teknologi untuk memproses identifikasi jenis atau varian virus. 

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Menurut Menkes, langkah ini penting karena semua lonjakan kasus yang terjadi di seluruh dunia disebabkan bukan oleh pergerakan atau mobilitas, tapi disebabkan terutama karena adanya varian baru. Sehingga, lanjut Menkes, varian-varian baru ini perlu diidentifikasi secara rutin dan diketahui pola penyebarannya seperti apa.

Tercatat pada akhir Desember 2020 Indonesia baru berhasil mengidentifikasi sekitar 140 varian baru yang dilakukan selama 9 bulan di 16 laboratorium. Kini jumlah laboratorium dan kemampuan identifikasi varian baru hingga ribuan di Indonesia telah berkembang pesat.

”Sekarang di Desember 2022 ini, kita sudah tumbuh dari 16 lab menjadi 41 lab, dengan 56 alat. Dan kita sudah berhasil meningkatkan secara drastis kapasitas sequencing kita yang tadinya cuma 140 dalam 9 bulan, menjadi di atas 5 ribu dalam waktu sebulan,” kata Menkes.

Inisiatif lain yang dilakukan oleh Kemenkes adalah menyiapkan kebutuhan oksigen di rumah sakit dan juga bagi masyarakat yang membutuhkan. Karena ketika terjadi lonjakan kasus varian Delta, sempat terjadi kelangkaan oksigen di masyarakat. Kemenkes menggandeng berbagai pihak untuk segera mengatasi kekurangan oksigen tersebut dengan mendatangkan oksigen dari luar negeri.

Kemenkes juga membuat terobosan dengan meluncurkan layanan telemedisin bagi pasien yang positif COVID-19. Saat itu, ujar Menkes, masyarakat yang melakukan tes COVID-19 bisa langsung tahu hasilnya dan otomatis masuk ke aplikasi PeduliLindungi dan akan diperbarui statusnya untuk kemudian terhubung dengan WhatsApp dan dikirimkan kepada orang yang positif agar dapat memanfaatkan layanan telemedisin.

Ilustrasi dokter/rumah sakit.

Photo :
  • Freepik

Saat pelaksanaan layanan telemedisin ini, Kemenkes bekerja sama dengan 17 penyedia layanan telemedisin dan tersedia di 12 kota besar secara gratis. Total ada sekitar 1,6 juta pasien positif COVID-19 yang menerima pesan WhatsApp untuk melanjutkan konsultasi lewat telemedisin.

”Dalam jangka waktu satu tahun ada 500 ribuan orang yang membutuhkan obat-obatan bisa kita layani dengan telemedisin, langsung dikasih tele-resep dan dikirim obatnya,” sebut Menkes.

Inovasi lainnya yang dilakukan Kemenkes selama pandemi adalah dengan menghadirkan aplikasi PeduliLindungi ketika pandemi COVID-19 yang antara lain dimanfaatkan untuk tracing dan surveilans masyarakat ketika diketahui ada warga yang positif COVID-19. Saat ini PeduliLindungi tercatat menjadi salah satu aplikasi kesehatan terbesar di dunia dan telah diunduh oleh sekitar 104 juta masyarakat Indonesia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya