Muncul Varian COVID-19 Kraken XBB.1.5, WHO Sebut Paling Menular

Ilustrasi COVID-19/virus corona
Sumber :
  • Freepik

VIVA Lifestyle – Varian baru COVID-19 kembali ditemukan dengan sebutan 'Kraken', yang menurut para ahli memiliki kemampuan menghindari imunitas di tubuh. Varian Omicron baru ini juga dikenal dengan nama XBB.1.5 yang paling menular sejauh ini.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Dikutip laman Fortune, XBB.1.5 telah dengan cepat menggantikan varian lain di beberapa negara Eropa dan di timur laut AS. Menurut WHO, itu menjadi salah satu keunggulan penularan varian XBB.1.5.

Para ahli juga menyebut strain Omicron baru XBB.1.5, dijuluki Kraken di Twitterverse, karena potensinya menyebabkan gelombang COVID besar berikutnya, lantaran sifat "escape strain" atau menghindari imunitas dan penularannya yang sangat tinggi.

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

"Kelompok penasihat teknis Organisasi Kesehatan Dunia tentang evolusi virus sedang mengerjakan penilaian risiko pada varian tersebut, yang paling menular," kata ujar kepala teknis untuk tanggapan COVID-19 di Organisasi Kesehatan Dunia, Maria Van Kerkhove.

Organisasinya juga telah meminta Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS untuk melaporkan risiko varian baru tersebut.

PM Singapura Lee Hsien Loong Mundur dari Jabatan, Ini Sosok Penggantinya

Bukan tanpa alasan, XBB.1.5 dinilai sangat menular di di beberapa negara Eropa dan di timur laut AS.

"Karena XBB.1.5 telah dengan cepat menggantikan varian lain," kata Van Kerkhove.

Kedua laporan diharapkan dalam beberapa hari mendatang. Saat ini, para ahli sangat memperhatikan kemampuan varian untuk menyebar dengan cepat dan menyalip varian Omicron lainnya.

Ilustrasi COVID-19/virus corona

Photo :
  • Pixabay/Tumisu

Para peneliti sedang menyelidiki apakah XBB.1.5 mungkin memiliki sifat lain yang mengkhawatirkan, seperti kemampuan untuk menyebabkan penyakit yang lebih parah.

"Namun sejauh ini, tidak ada bukti tentang hal itu," tambahnya.

Apa yang diketahui, bagaimanapun, adalah bahwa XBB.1.5 melanjutkan warisan varian pamungkas COVID-19 yakni Omicron yang menyebar dan menghindari kekebalan dari infeksi dan vaksinasi sebelumnya, dengan semakin mudah. 

Berikut fakta tentang varian Omicron terbaru untuk menjadi berita utama.

Kapan dan di mana XBB.1.5 ditemukan?

Meskipun baru diluncurkan secara global, XBB.1.5 telah ada untuk sementara waktu. Ini pertama kali terdeteksi pada bulan Oktober, menurut WHO.

Dari mana asalnya?

XBB.1.5 adalah rekombinan, atau kombinasi, dari dua spin-off Omicron BA.2, yang dikenal sebagai “stealth Omicron” karena kemampuannya menghasilkan negatif palsu pada beberapa pengujian.

Negara mana yang melihatnya?

Sejauh ini, AS melihat pertumbuhan varian baru yang paling menonjol. Minggu ini, CDC memproyeksikan bahwa itu terdiri dari sekitar 75% infeksi di wilayah 1 dan 2, yang meliputi Connecticut, Maine, Massachusetts, New Hampshire, Rhode Island, Vermont, New York, New Jersey, Puerto Rico, dan Kepulauan Virgin AS.

Secara nasional, diproyeksikan berada di balik sekitar 40% kasus.

Beberapa negara Eropa juga mengalami peningkatan tajam. Varian tersebut sejauh ini telah dilaporkan di 25 negara, menurut WHO.

Mengapa begitu memprihatinkan?

Saat ini, para ahli berfokus pada keunggulan pertumbuhan varian dibandingkan strain Omicron lainnya. Di A.S., XBB.1.5 diproyeksikan terdiri dari hanya sekitar 1% kasus pada awal Desember.

Sebulan kemudian, diproyeksikan berada di belakang 40% kasus. CDC diperkirakan akan merilis perkiraan varian COVID baru pada hari Jumat.

Ilustrasi vaksin COVID-19.

Photo :
  • Pixabay/pearson0612

Selain sebagai varian COVID yang paling menular, XBB.1.5 juga mengikat dengan sangat baik ke sel yang terinfeksi, menurut pejabat WHO.

Kualitas ini memungkinkan virus untuk bereplikasi dengan mudah di inang, yang dapat menyebabkan penyakit yang lebih parah. Namun sejauh ini, belum ada buktinya, kata pejabat WHO kemarin.

Apakah itu menyebabkan rawat inap dan kematian meningkat?

Pakar masih belum jelas memahami tentang ini. Tapi di AS timur laut, tempat XBB.1.5 berkembang pesat, mengalami peningkatan rawat inap, kata Van Kerkhove.

WHO juga melaporkan peningkatan 20% kematian akibat COVID secara global pada Kamis selama sebulan terakhir. Tapi tidak diketahui apa yang ada di balik tren itu, katanya.

Keduanya bisa jadi karena peningkatan penyebaran yang umumnya terjadi di sekitar hari libur karena berkumpul, dan belum tentu mengindikasikan varian baru yang lebih bermasalah.



Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya