5 Dampak Negatif Menahan Lapar Bagi Kesehatan, Kamu yang Diet Haris Tahu!

Ilustrasi menahan lapar, sakit perut
Sumber :
  • Pixabay/ mohamed-hassan

VIVA Lifestyle – Memiliki aktivitas yang padat cenderung membuat orang tidak pandai mengatur waktu makan dan lebih sering melewatkannya demi menyelesaikan pekerjaan. Namun, jangan sampai hal tersebut membuat kamu lupa makan, bahkan hingga menahan lapar atau merasa sangat lapar.

5 Rekomandasi Makanan Sehat untuk Penderita Darah Tinggi, Sayuran Hijau Paling Wajib

Pasalnya, menahan lapar atau membiarkan perut kosong dalam waktu yang lama, bahkan terlalu lama, akam berdampak baik bagi kesehatan tubuhmu. Di balik rasa lapar yang kamu rasakan, ada segudang risiko kesehatan yang turut perlu kamu perhatikan.

Anak menahan haus dan lapar saat puasa.

Photo :
  • U-Report
5 Tips Lancar Ibu Hamil dan Menyusui Sehat saat Puasa Ramadhan

Masih banyak orang yang menyepelekan lapar dengan menunda atau bahkan melewatkan waktu makan. Padahal, lapar menjadi sinyal yang diberikan tubuh untuk memberitahu kamu bahwa tubuh perlu asupan nutrisi, sehingga tetap bisa bekerja maksimal dalam menghadapi aktivitasmu yang padat.

Lalu, apa dampaknya jika seseorang terlalu sering menahan lapar? Nah, ini dampak negatif menahan lapar bagi kesehatan yang VIVA lansir dari berbagai sumber sebagai berikut.

5 Tips Untuk Para Ibu Dalam Mengelola Keuangan Keluarga Supaya Tepat dan Efektif

1. Mengalami Malnutrisi

Malnutrisi

Photo :
  • http://1.bp.blogspot.com/-oSxSjNg0Jn8/Uz9UbA-QtEI/AAAAAAAAX_k/_HEQAhSI6wI/s1600/kekurangan+gizi.jpg

Dampak paling nyata yang mungkin kamu rasakan adalah tubuh mengalami kekurangan nutrisi atau malnutrisi. Ini tidak hanya membuat tubuh terlihat kurus, tetapi juga memicu sederetan masalah kesehatan lainnya. Salah satunya adalah anemia karena kekurangan asupan zat besi dan masalah kekebalan tubuh karena kekurangan vitamin C.

2. Risiko Mengidap Penyakit Kronis

Sakit maag kronis.

Photo :
  • U-Report

Menurut USDA, ada keterkaitan antara kelaparan dan gangguan kesehatan kronis, seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan diabetes.

Bahkan, kondisi ini bisa menjadi lebih buruk karena selalu diimbangi dengan pola hidup tak sehat lainnya, seperti konsumsi kafein berlebihan dan cenderung memilih makanan siap saji karena lebih cepat disantap. Belum lagi dengan kebiasaan begadang dan mengonsumsi makanan atau minuman manis.

3. Masalah Metabolisme

Makanan untuk tingkatkan metabolisme.

Photo :
  • U-Report

Selain malnutrisi dan menjadi rentan dengan gangguan kesehatan kronis, menahan lapar juga berdampak pada masalah metabolisme tubuh. Kondisi ini terjadi karena kamu memiliki jam makan yang tidak teratur yang nantinya berdampak pada ritme sirkadian.

Akhirnya, kamu berisiko mengalami kenaikan berat badan, masalah imunitas, dan gangguan kesehatan lainnya.

4. Masalah Kesehatan Jiwa

Kesehatan Jiwa

Photo :

Rasa lapar yang terus ditahan bisa membuat kamu merasa stress. Ini bisa membuat kamu mengalami depresi, kecemasan, bahkan hingga PTSD. Tidak hanya itu, kamu pun akan menjadi orang yang lebih emosional, mudah marah, dan memiliki suasana hati yang cenderung mudah berubah.

5. Tubuh yang Mudah Lelah

Perempuan kelelahan

Photo :
  • Pinkvilla

Lapar menjadi mekanisme alami yang dikeluarkan oleh tubuh sebagai tanda bahwa tubuh membutuhkan energi guna tetap bisa beraktivitas. Artinya, menahan lapar akan membuat tubuh tidak mendapatkan energi yang dibutuhkan, sehingga kamu akan merasa mudah lelah, kesulitan berkonsentrasi, bahkan hingga tidak bisa lagi beraktivitas.

Tidak hanya makanan, air juga penting untuk menunjang kesehatan tubuh. Jika kamu selalu menahan lapar dan haus, sudah pasti kamu akan mengalami dehidrasi.

Kondisi ini akan berdampak lebih buruk pada kesehatanmu, karena dapat mengakibatkan sakit kepala, pingsan, penurunan detak jantung, gangguan elektrolit, serangan jantung, bahkan kerusakan atau kegagalan organ.

Mereka yang mengalami kelaparan akibat terlalu sering menahan lapar tidak bisa langsung mengonsumsi makanan dalam jumlah yang normal. Tubuh harus memulai kembali dengan ritme yang terbilang lambat untuk menghindari dampak lain yang dapat terjadi pada jantung, neurofisiologis, dan pembengkakan pada jaringan tubuh.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya