Pakar Sebut 2 Varian COVID-19 Baru Patut Diwaspadai, Salah Satunya Bisa Hindari Vaksin

Ilustrasi COVID-19/Virus Corona.
Sumber :
  • pexels/Edward Jenner

VIVA Lifestyle – Pakar memfokuskan perhatiannya pada dua varian COVID-19 terbaru yaitu 'Kraken' dan 'Orthrus'. Menurut pakar, kedua varian teranyar tersebut diprediksi dapat menular semakin luas hingga mendominasi serta memicu ketakutan karena gejalanya yang lebih berat.

Dikutip laman The Sun, varian COVID-19 “Kraken” kemungkinan akan mengambil alih dan menjadi dominan, meski belum menjadi varian yang diperhatikan (variant of concern). Kraken sendiri merujuk pada varian XBB.1.5 yang telah meningkat di AS dalam beberapa bulan terakhir seperti halnya kasus CH.1.1, juga dikenal sebagai 'Orthrus', kata Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA). Scroll untuk info selengkapnya.

Saat ini di Inggris, BQ.1 dan turunannya merupakan galur yang dominan. Penilaian risiko yang dilakukan oleh UKHSA bersama dengan mitra akademik menemukan bahwa CH.1.1 dan XBB.1.5 saat ini merupakan varian yang paling mungkin mengambil alih BQ.1 sebagai varian dominan berikutnya di Inggris.

"Kondisi ini bisa terjadi kecuali varian COVID-19 lain akan muncul," kata para ahli.

Ilustrasi COVID-19/virus corona.

Photo :
  • Pixabay/mattthewafflecat

Varian Kraken
Varian Kraken sendiri adalah 'anak' dari varian Omicron. Varian ini pertama kali terdeteksi di India pada bulan Agustus dan sejak itu telah ditemukan di 25 negara. 

Nama sebutan 'Kraken' diberikan kepada varian tersebut oleh pengguna Twitter, yang mana strain tersebut sebenarnya tidak memiliki nama resmi dengan huruf Yunani karena merupakan versi Omicron. Nama tersebut tampaknya pertama kali disarankan di Twitter oleh ahli biologi evolusi Prof T. Ryan Gregory.

"Tahun ini, beberapa dari kami memutuskan bahwa kami memerlukan nama panggilan untuk varian yang layak ditonton, mengingat WHO tidak memberikan nama baru di bawah sistem mereka," tulisnya.

Inggris, AS Berikan Sanksi pada Tokoh Militer Terkemuka Iran Usai Serangan Terhadap Israel

“Kami telah menggunakan nama makhluk mitologis untuk varian yang sedang dibahas di luar diskusi teknis,” sambungnya.

Varian Orthrus
Data juga menunjukkan bahwa CH.1.1 merupakan cabang dari BA.2.75, yang pertama kali terdeteksi pada Mei 2022 di India. Pekan lalu Independent Sage mengatakan CH.11, juga dikenal sebagai 'Orthrus', juga mewakili sejumlah kecil kasus di sana.

5 Negara yang Pasok Senjata Terbesar ke Israel untuk Lawan Iran, AS Jadi yang Terbesar

"Melalui pengawasan genom kami, kami terus melihat evolusi varian dalam keluarga Omicron. UKHSA terus memantau situasi dan berupaya memahami implikasinya bagi kesehatan masyarakat," ujar Direktur Infeksi Klinis dan Kemunculan, UKHSA, Dr Meera Chand.

Ilustrasi vaksin

Photo :
  • VIVA/ David Rorimpandey
Imam Masjid di Inggris Dilaporkan ke Polisi Gegara Izinkan Siswa Salat

"Vaksinasi tetap menjadi pertahanan terbaik kami melawan gelombang COVID-19 di masa depan, jadi penting bagi orang-orang untuk maju dan mengambil semua dosis yang memenuhi syarat sesegera mungkin," jelasnya.

Gejala Varian Baru
Meskipun varian ini belum dominan, para ahli mengatakan bahwa orang-orang di AS yang terkena strain Kraken mengalami gejala seperti pilek dan flu. Hal itu disampaikan Dr Allison Arwady, komisaris Departemen Kesehatan Masyarakat Chicago saat temu media.

"Kami melihat lebih banyak orang sebenarnya hanya memiliki gejala seperti flu. Tapi lebih kecil kemungkinannya terkena flu, benar-benar merasa sangat sakit [gejala seperti] demam tinggi," jelasnya.

Gejala pilek yang khas termasuk pilek, sakit tenggorokan, batuk dan hidung tersumbat, menurut NHS. Strain Omicron telah ditemukan lebih ringan dari yang lain sebelumnya. Namun, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan XBB.1.5 adalah "sub-varian yang paling menular yang telah terdeteksi".

Namun, Prof Jonathan Ball seorang ahli virus di Universitas Nottingham mengatakan tidak ada bukti bahwa itu lebih berbahaya daripada jenis yang ada saat ini.

"Itu mungkin bisa lolos dari antibodi, tapi itu bukan satu-satunya kekebalan yang kita miliki. Sistem imun kita terbiasa beradaptasi dengan virus,” jelasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya