Ramai Dibicarakan di The Last of Us, Jamur Cordyceps Bermanfaat untuk Seks Hingga Diabetes

Jamur Cordyceps.
Sumber :
  • U-Report

VIVA Lifestyle – Penayangan episode kedua dari serial The Last of Us yang diangkat dari game dengan judul serupa, tengah menarik perhatian netizen Tanah Air sejak awal pekan ini. Bukan tanpa sebab, pada penayangan episode dua yang bertajuk Infected pada Senin 23 Januari 2023, menggambarkan latar belakang virus jamur cordyceps yang mengubah manusia menjadi zombie yang berasal dari laboratorium di Jakarta.

Dokter Boyke Ungkap Fetish Seks dengan Mayat hingga Penyebabnya

Namun siapa sangka, jamur cordyceps ini ternyata ada di dunia nyata. Jamur cordyceps merupakan jamur yang hidup dan tumbuh pada larva atau ulat di pegunungan di daerah China dan Himalaya. Jamur cordyceps diketahui tersebar di Asia Tenggara termasuk Indonesia. Sebagian besar suplemen cordyceps dibuat di laboratorium. Yuk, scroll untuk info selengkapnya.

Lantas, benarkah jamur cordyceps ini berbahaya seperti yang digambarkan di serial The Last of Us? Melansir laman Very Well Health, ada lebih dari 400 spesies cordyceps yang diketahui, meskipun jenis yang digunakan di sebagian besar suplemen dibuat di laboratorium.

Jokowi Bersyukur Angka Stunting Turun dari 37 Persen Menjadi 21 Persen

Film The Last of Us

Photo :
  • Instagram @thelastofus

Dalam pengobatan komplementer dan alternatif (CAM), cordyceps sering digunakan sebagai penguat energi alami. Para pendukung juga mengklaim bahwa cordyceps dapat melindungi seseorang dari masalah kesehatan seperti kelelahan, tekanan darah tinggi, infeksi saluran pernapasan atas, peradangan, dan gangguan ginjal.

Melahirkan Berulang Kali Dapat Menjadi Risiko Kanker Serviks, Benarkah?

Selain itu, beberapa herbalis juga percaya bahwa cordyceps dapat meningkatkan libido (gairah seks), memperlambat penuaan, dan melindungi dari risiko kanker. Berikut beberapa manfaat jamur cordyceps yang lain.

Performa atletik
Penelitian tentang efek peningkatan kinerja cordyceps telah membuahkan hasil yang beragam. Cordyceps diperkirakan dapat meningkatkan kinerja atletik. Klaim ini pertama kali menjadi berita utama di tahun 90-an ketika atlet atletik Tiongkok mencapai banyak rekor dunia, dan pelatih mereka menghubungkan kesuksesan tersebut dengan suplemen yang mengandung cordyceps.

Satu studi menemukan bahwa mengonsumsi suplementasi cordyceps setiap hari secara bertahap meningkatkan asupan oksigen maksimum (VO2 max) pada dewasa muda setelah tiga minggu. Para peneliti percaya bahwa hasil ini menunjukkan bahwa cordyceps dapat meningkatkan toleransi atlet terhadap latihan intensitas tinggi.

Namun, penelitian ini kecil dan dilakukan dalam waktu singkat. Oleh karena itu, tidak jelas apakah suplementasi cordyceps jangka panjang dapat meningkatkan toleransi olahraga lebih jauh dengan aman. Sebelum mengklaim bahwa cordyceps adalah suplemen yang aman dan efektif untuk atlet, uji coba pada manusia harus dilakukan lebih banyak.

Diabetes
Dalam pengobatan tradisional China, cordyceps telah lama digunakan untuk mengobati diabetes. Meskipun tidak ada penelitian berkualitas yang menyelidiki efek ini pada manusia, beberapa penelitian pada hewan telah dilakukan. Namun, penelitian pada hewan tentang cordyceps dan suplemen lainnya tidak boleh digunakan sebagai bukti untuk digunakan manusia.

Ilustrasi diabetes.

Photo :
  • Pexels/Nataliya Vaitkevich

Satu studi menemukan bahwa konsumsi ekstrak cordyceps selama empat minggu meningkatkan kadar kolesterol dan penambahan berat badan pada tikus yang menderita diabetes. Cordyceps juga ditemukan memiliki potensi untuk melindungi sel beta pembuat insulin.

Namun, cordyceps tidak secara signifikan mengubah kadar gula darah atau meningkatkan resistensi insulin pada tikus. Cordycepin, salah satu bahan aktif dalam cordyceps, telah dikaitkan dengan aktivitas antidiabetes pada model hewan. Tinjauan baru-baru ini dari berbagai penelitian mencatat bahwa efek potensial cordycepin pada diabetes mungkin disebabkan oleh regulasi gen.

Sekali lagi, temuan ini didasarkan pada penelitian hewan bukan manusia. Oleh karena itu, tidak dapat digunakan untuk menentukan manfaat bagi manusia.

Hiperlipidemia
Cordyceps diyakini memiliki efek anti-inflamasi dan antioksidan yang kuat, di mana keduanya dapat membantu mencegah atau mengobati hiperlipidemia atau kadar lemak yang tinggi dalam darah. Banyak dari manfaat ini dikaitkan dengan cordycepin, komponen bioaktif cordyceps. Polisakarida, atau karbohidrat, yang ditemukan di cordyceps juga sangat membantu.

Hasil dari penelitian pada hewan mengaitkan penggunaan cordyceps dengan penurunan hiperlipidemia. Dalam salah satu penelitian tersebut, polisakarida yang diekstraksi dari cordyceps mampu menurunkan kadar kolesterol total dan trigliserida hamster.

Dalam penelitian lain, cordycepin telah dikaitkan dengan perbaikan hiperlipidemia. Ini telah dikaitkan dengan strukturnya yang mirip dengan adenosin, bahan kimia alami dalam tubuh manusia yang dibutuhkan selama metabolisme dan pemecahan lemak.

Meski jamur cordyceps diklaim banyak memiliki manfaat kesehatan, namun sejauh ini masih dalam uji coba pada hewan atau laboratorium. Sementara itu, perlu konsultasi kepada ahli untuk menggunakan suplemen yang terbuat dari jamur cordyceps.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya