Duh Ngeri, Gemar Makan Asin Gurih Akan Rusak Imunitas Jadi Mudah Sakit

ILustrasi sakit kepala
Sumber :
  • Eat This

VIVA Lifestyle – Banyak orang yang begitu menyukai rasa gurih dari penambahan garam berlebihan di makanannya, dengan melupakan dampak buruk dari kegemaran tersebut. Konsumsi garam berlebihan terbukti tak hanya meningkatkan risiko tekanan darah tinggi namun juga merusak imunitas tubuh.

Kolesterol Hingga Diabetes Bermunculan Usai Lebaran? Dokter Ungkap Penyebab dan Cara Atasinya

Mengonsumsi terlalu banyak garam dapat meningkatkan risiko tekanan darah dan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular (CVD). Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

Tak hanya itu, konsumsi natrium yang tinggi juga dapat berdampak buruk pada sistem kekebalan tubuh Anda, menurut sebuah studi baru oleh tim peneliti internasional.

5 Penyakit yang Sering Mengintai Usai Lebaran, Jangan Terlena Makan Opor dan Kue Kering!

Dikutip laman The Health Site, studi yang dipublikasikan di Metabolisme Sel melaporkan bahwa garam dapat mengganggu fungsi pengatur kekebalan utama yang disebut sel T, di mana bekerja sebagai pengatur dengan merusak metabolisme energinya.

Penyedap rasa membuat makanan ini semakin gurih.

Photo :
  • http://dapuronlinequ.blogspot.com/
Konsumsi Garam Berlebih Sebabkan 3 Penyakit Ini, Berujung pada Masalah Seksual

Juga disebut Treg, sel-sel ini memastikan bahwa respons kekebalan Anda terjadi dengan cara yang terkendali. 

"Ketika Anda makan terlalu banyak garam, suplai energi ke sel-sel ini akan terganggu, yang membuat mereka tidak berfungsi untuk sementara waktu," jelas peneliti.

Tim peneliti, termasuk para ilmuwan di Pusat Penelitian Peradangan VIB dan Universitas Hasselt di Belgia dan Pusat Max Delbr ck di Jerman, temuan ini dapat membantu dalam memahami perkembangan penyakit autoimun dan kardiovaskular.

Apa yang terjadi pada tubuh Anda ketika Anda makan terlalu banyak garam?

Ilustrasi makanan tinggi garam

Photo :
  • Pixabay

Dalam studi peneliti sebelumnya, kelompok tersebut telah menemukan bahwa diet tinggi garam dapat mengganggu metabolisme dan keseimbangan energi dalam beberapa jenis sel kekebalan bawaan yang disebut monosit dan makrofag dan mencegahnya berfungsi dengan baik.

Selain itu, peneliti menemukan bahwa garam menyebabkan malfungsi pada mitokondria, pembangkit listrik sel kita.

Temuan ini membuat para peneliti bertanya-tanya apakah asupan garam yang berlebihan dapat menimbulkan masalah serupa pada sel imun adaptif seperti sel T pengatur.

Sel T pengatur adalah pengatur kekebalan penting yang membantu menjaga keseimbangan antara fungsi normal dan peradangan berlebihan yang tidak diinginkan.

Bahaya di balik gurihnya gorengan.

Photo :
  • U-Report

Oleh karena itu, mereka juga terkadang disebut sebagai "polisi kebal". Deregulasi sel-sel ini telah dikaitkan dengan perkembangan penyakit autoimun seperti multiple sclerosis.

Kini, peneliti telah menemukan bahwa terlalu banyak garam dalal tubuh juga mengganggu fungsi mitokondria sel T pengatur. Mereka percaya bahwa ini mungkin menjadi faktor yang menyebabkan disfungsi Treg, yang terkait dengan penyakit seperti kanker atau penyakit kardiovaskular.

Bahaya kesehatan lainnya dari mengonsumsi terlalu banyak garam

Konsumsi garam yang berlebihan dapat membahayakan kesehatan Anda dalam banyak hal. Misalnya, terlalu banyak garam dapat menyebabkan retensi air, yang dapat menyebabkan kembung dan bengkak.

Asupan garam ekstra dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan stroke. Asupan natrium yang tinggi juga dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes tipe 2.

Asupan natrium yang berlebihan juga dapat mempengaruhi kehidupan seks Anda. Ini mungkin terjadi karena berkurangnya aliran darah ke daerah panggul. Asupan natrium yang tinggi dapat merusak ginjal Anda dan seiring waktu menyebabkan gagal ginjal.

Makan terlalu banyak garam dapat menyebabkan masalah tidur. Asupan garam yang berlebihan juga dikaitkan dengan osteoporosis.

Lantas, berapa banyak garam yang harus Anda konsumsi setiap hari? Tidak lebih dari 5gram, sesuai rekomendasi WHO. Tetapi kebanyakan dari kita mengkonsumsi dua kali lebih banyak dari jumlah yang disarankan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya