Olahan Cacing Laut Nyale yang Kaya Gizi, Bisa Cegah Anak Stunting

- VIVA/Adinda Permatasari
VIVA Lifestyle – Bau Nyale merupakan tradisi tahunan yang dilaksanakan warga Lombok setiap tahun. Bau nyale secara harafiah diartikan menangkap cacing laut yang muncul satu tahun sekali.
Biasanya, nyale atau cacing laut yang sudah ditangkap akan dijual di pasar atau dikonsumsi sendiri dengan keluarga. Meski terdengar tak biasa, namun nyale memiliki kandungan gizi yang sangat baik terutama untuk anak-anak dalam masa pertumbuhan. Bahkan, karena kandungan gizinya yang tinggi nyale bisa menjadi asupan yang baik untuk mecegah stunting.
Hal ini pun dibenarkan oleh dokter Dokter Spesialis Gizi Klinik, dr. Nurul Ratna Mutu Manikam, M.Gizi, Sp.GK. Dokter Nurul menjelaskan, nyale merupakan keanekaragaman hayati lokal Lombok yang memiliki kandungan protein tinggi.
Olahan nyale atau cacing laut, makanan tradisional Lombok.
- VIVA/Adinda Permatasari
"Karena cacing laut dia munculnya yang sekali-sekali saja, sekali setahun, kemudian dia munculnya dalam kondisi tertentu di mana dia sangat dipengaruhi oleh musim. Berbeda dengan cacing sungai, cacing darat atau tanah," jelas dokter Nurul saat ditemui dalam aktivitas Aksi Gizi Generasi Maju yang digelar Danone Indonesia di Lombok beberapa waktu lalu.
Dokter Nurul menambahkan, nyale (cacing laut) kaya protein hewani hingga sebanyak 43,84 persen, dibandingkan dengan telur ayam yang mengandung 12,2 persen dan susu sapi sekitar 3,5 persen.
Selain itu, nyale juga memiliki kadar zat besi yang cukup tinggi mencapai 857 ppm, sangat tinggi bila dibandingkan dengan hewan darat (80 ppm).