Kemenkes: Varian COVID-19 Orthrus Nihil, Kraken Ada 6 Kasus di RI

Ilustrasi COVID-19/Virus Corona.
Sumber :
  • pexels/Edward Jenner

VIVA Lifestyle – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mengungkapkan data terbaru untuk perkembangan kasus COVID-19 di Indonesia. Salah satunya mengenai varian baru yang sudah meluas di negara lain, yakni kraken dan orthrus.

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Hal itu diungkap oleh Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril dalam konferensi pers virtual Senin sore, 20 Februari 2023. Syahril mengatakan bahwa Indonesia belum mendeteksi munculnya subvarian Omicron CH.1.1 atau Orthrus. Syahril pun berharap agar subvarian ini tak masuk di Indonesia. Scroll untuk info selengkapnya.

"Belum ada subvarian (Orthrus), kita tunggu saja mudah-mudahan tidak ada," kata Syahril.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Ilustrasi COVID-19/virus corona.

Photo :
  • Pixabay/mattthewafflecat

Sementara itu, Syahril mengungkapkan bahwa subvarian Omicron XBB.1.5 sudah tercatat sebanyak 6 kasus di Indonesia. Keenam kasus itu tercatat sejak Desember 2022 hingga Februari 2023.

Terpopuler: Ramalan Zodiak sampai Penjelasan Buya Yahya Soal Panggilan Pak Haji

Ada pun pada empat kasus Kraken ini tidak menunjukkan gejala meski positif COVID-19. Sementara pada dua kasus lainnya, menunjukkan gejala yang ringan dan tidak membahayakan.

"Sejak Desember ada 1 pasien, Januari 5 pasien, jadi total 6 pasien. Dan semua gejala pada pasien ini, 4 di antaranya tidak bergejala dan dua dengan gejala ringan," tambahnya.

Domisili dari tiap kasus terpantau menyebar, di mana satu di antaranya ditemukan di Banten. Sementara satu kasus lain berdomisili di Kalimantan Timur. Untuk empat kasus sisanya berdomisili di DKI Jakarta.

Kendati begitu, subvarian Kraken yang sudah ada di Indonesia tidak meluas dan menyebabkan lonjakan kasus hingga gelombang baru. Menurut Syahril, salah satu faktornya karena kekebalan yang cukup tinggi dimiliki oleh masyarakat Indonesia, baik dari vaksin atau sempat terinfeksi.

"Walaupun ada seperti subvarian XBB 1.5, kita dapat mengendalikan dan masyarakat Indonesia dapat mengatasi itu dengan kekebalan tubuh dan perilaku pola hidup bersih dan sehat," tandasnya.

Ilustrasi COVID-19/virus corona

Photo :
  • Freepik

Sebelumnya diberitakan VIVA, Kementerian Kesehatan RI kembali mengumumkan hasil Survei Serologi SARS CoV-2 di Gedung Kemenkes, Jakarta. Hasilnya, terjadi peningkatan antibodi masyarakat yang menambah status vaksinasi hampir 3 kali lipat dibandingkan orang yang tidak berubah status vaksinasinya.

“Jadi penting melengkapi vaksinasi. Walaupun hasil dari survei ini menunjukkan kondisi imunitas penduduk Indonesia baik, kita tetap perlu menekankan dan melengkapi status vaksinasi kita,” ucap Kepala Badan Kebijakan Pembangunan Kesehatan, Kemenkes Syarifah Liza Munira, S.E, M.P.P, Ph.D pada Konferensi Pers di Jakarta.

Dikatakan Liza, kadar antibodi tertinggi ada pada mereka yang sudah melakukan vaksin booster. Selain itu, penduduk yang dalam satu tahun ini melengkapi status vaksinasinya, kadar antibodinya meningkat hampir tiga kali lipat.

“Dari hasil sero survei pada Januari 2023 kita melihat hal utama yaitu proporsi penduduk yang memiliki imunitas SARS-CoV-2 bertambah tinggi menjadi 99 persen. Proporsi masyarakat waktu bulan Juli terakhir itu sekitar 98,5 persen. Jadi masih tetap tinggi,” ujar Kepala Badan Liza.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya