Jangan Anggap Enteng, Ini Bahaya Orthrus Dibanding Varian COVID-19 Sebelumnya

Ilustrasi COVID-19/virus corona.
Ilustrasi COVID-19/virus corona.
Sumber :
  • Pixabay/mattthewafflecat

VIVA Lifestyle – Sub varian COVID-19 kembali ditemukan yaitu CH.1.1, atau Orthrus, yang mulai meluas di sejumlah negara di dunia, termasuk Indonesia. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pun sudah mengumumkan sebanyak 14 kasus sub varian Orthrus ini. Lantas, seberapa berbahayakah 'bibit' Omicron ini?

Di Amerika Serikat, sub varian Orthrus diperkirakan sudah tercatat hingga 1,5 persen dari seluruh kasus COVID-19. Sub varian Omicron ini dinamai menurut mitos anjing ternak berkepala dua yang dibunuh oleh Hercules, oleh pelacak varian Australia Mike Honey. Diduga, namanya ini dicatut berdasarkan sifatnya yang berbahaya. Scroll untuk info selengkapnya.

Dikutip laman Fortune, Rabu 22 Februari 2023, tidak banyak yang diketahui tentang strain yang relatif baru ini, meski persentasenya telah meningkat secara global sejak November 2022 lalu. Seperti varian COVID-19 lainnya, Orthrus pun berpotensi lebih menular, menghindari kekebalan dari vaksin dan infeksi, serta menyebabkan penyakit yang lebih parah.

Terlebih lagi, ini menampilkan mutasi yang mengkhawatirkan seperti yang terlihat pada varian Delta yang mematikan. Padahal sifat ini umumnya tidak terlihat di sub varian Omicron lain yang membuatnya menjadi lebih menakutkan.

Meskipun CH.1.1 bukanlah Deltacron (rekombinan, atau kombinasi, dari Delta dan Omicron), ini adalah contoh utama evolusi konvergen, sebuah proses di mana varian COVID-19 berevolusi secara independen tetapi mengalami mutasi yang sama.

“Saya tidak berpikir kita memiliki pemahaman yang nyata tentang varian apa yang harus diperhatikan dan mana yang tidak,” kata direktur Pusat Penelitian dan Kebijakan Penyakit Menular (CIDRAP) Universitas Minnesota, Dr. Michael Osterholm.

Halaman Selanjutnya
img_title