Waspada! 90 Penyakit Kanker Timbul Akibat Merokok dan Gaya Hidup yang Salah

Ilustrasi merokok.
Sumber :
  • Dok. Istimewa

VIVA Lifestyle – Gen atau keturunan nyatanya tidak lagi menjadi faktor utama dalam penyebab seseorang dapat mengidap kanker. Namun, sejumlah riset menunjukkan lebih dari 90 persen penyakit kanker timbul akibat gaya hidup yang tidak sehat.

Angger Dimas Ungkap Alasan Sang Ibunda Dimakamkan Dekat Makam Dante

"Tidak lebih dari 5 sampai 10 persen karena gen atau faktor turunan, selebihnya 90 persen penyebabnya dari luar. Seperti pola hidup, asupan, polusi udara yang meningkat, dan beberapa faktor lainnya," ungkap dokter bedah onkologi di RSCM dan Eka Hospital. Dr. dr. Sonar Soni Panigoro.

Akibat faktor inilah, angka penyakit keganasan atau kanker kian hari terus mengalami kenaikan. Yuk lanjut scroll artikel selengkapnya berikut ini.

Lagi Liburan, Vokalis RHCP Anthony Kiedis Sebat Bareng Warga Kepulauan Mentawai

Ilustrasi kanker payudara.

Photo :
  • U-Report

Sementara itu, berdasarkan catatan Globocan melalui Kementerian Kesehatan, tahun 2020 sebanyak 396.314 kasus kanker baru yang terjadi.

Viral Terekam Seorang Wanita Diam-diam dan Santai Merokok di Dalam Pesawat

"Angka penyakit keganasan ini terus mengalami peningkatan tiap tahunnya, faktornya ya itu tadi dari gaya hidup kita yang salah, seperti merokok, mengonsumsi alkohol, itu sangat berbahaya dalam memicu timbuhnya sel kanker, apalagi bagi perempuan," ucap dokter Sonar.

Salah satunya, kanker payudara. Di mana, perempuan sangat rentan terpapar kanker ini karena pola hidup yang tidak sehat.

ilustrasi kanker

Photo :
  • U-Report

"Seorang perempuan rentan terhadap kanker payudara bilamana dia menjalani hidup yang tidak sehat. Selain asupan makan yang sembarangan, jarang berolahraga, merokok, ternyata paparan hormon yang berlebihan juga memicu kanker payudara pada perempuan," jelasnya.

Alhasil, dengan kondisi ini, dalam hal penangannya pun para ahli harus saling berkoordinasi dengan SDM lainnya, serta melakukan kelengkapan alat penanganan kanker.

"Dalam penanganan pasien kanker tidak hanya melibatkan satu pihak saja, melainkan memerlukan SDM lebih, karena proses pengobatan, harus menurunkan sel ganas," kata dokter Sonar.

Ilustrasi sel kanker.

Photo :
  • U-Report

Lanjut dia, salah satunya dengan fasilitas ICIR yang menjadi tambahan untuk menangani pasien kanker.

"Pada ICIR ini pun, pasien yang sedang dalam pengobatan kemoterapi untuk pengamanan agresif akan aman dan steril, tidak terkontaminask penyakit apapun," ujarnya.

Fasilitas ICIR yang ada di Eka Hospital ini juga sebagai salah satu wujud membantu pemerintah untuk meningkatkan fasilitas kesehatan, sehingga msyarakat tidak lagi harus jauh berobat ke luar negeri.

Bahaya rokok.

Photo :
  • health. india.com

"Pada penerapannya ICIR ini sebagai pusat layanan, jadi jika nanti ada pasien di luar daerah Tangerang dan perlu penanganan lebih, maka akan dirujuk ke sini untuk mendapatkan penanganan lebih baik dan maksimal," imbuhnya.

Hal ini karena melaluki ICIR, tingka kesembuhan atau kepulihan pasien bisa mencapai 70-80 persen dengan beberapa ketentuan. Untuk layanan ICIR pun, pasien turut melakukan pemeriksaan terlebih dulu, guna memastikan tidak ada virus atai bakteri yang dapat mengontaminasi.

"Harus bebas infeksi, jadi selain diperiska, maka  pasien dimandikan dulu sebelum masuk. ICIR pun harus dilengkapi dengan peralatan sesuai standar riang steril dalam penanganan pasien cancer agar tidak ada infeksi," tegasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya