Penyandang Diabetes Wajib Batalkan Puasa Jika Alami Kondisi Ini

Ilustrasi diabetes.
Sumber :
  • Pexels/Nataliya Vaitkevich

VIVA Lifestyle – Memasuki bulan suci Ramadhan, umat Muslim di seluruh dunia berlomba-lomba menyiapkan fisik dan mental untuk menjalankan ibadah puasa dan ibadah-ibadah lainnya. Namun, bagi penyandang diabetes atau diabetisi, diperlukan beberapa persiapan tambahan sebelum mulai berpuasa karena berpuasa ternyata dapat menimbulkan komplikasi yang berbahaya, jika tidak dilakukan dengan tepat.

Meninggalnya Babe Cabita Ternyata Bikin Para Sahabat Iri, Kok Bisa?

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Subspesialis Endokrinologi Metabolik dan Diabetes RS Pondok Indah–Puri Indah, dr. M. Ikhsan Mokoagow, M.Med.Sci, Sp. P. D., Subsp. E. M. D, FINASIM mengatakan bahwa diabetes adalah penyakit kronis yang ditandai dengan tingginya kadar gula darah. Glukosa merupakan sumber energi utama bagi sel tubuh manusia. Scroll untuk info selengkapnya.

"Akan tetapi, pada penyandang diabetes, glukosa tersebut tidak dapat digunakan secara efektif oleh tubuh. Mengapa demikian? Kadar gula (glukosa) dalam darah dikendalikan oleh hormon insulin yang diproduksi pankreas," tuturnya dikutip keterangan pers RS Pondok Indah, Selasa 28 Maret 2023. 

5 Manfaat Rebusan Air Daun Salam, Bisa Bantu Kurangi Kadar Gula Darah

Ilustrasi diabetes.

Photo :
  • Freepik/jcomp

Namun, pada penyandang diabetes, pankreas tidak mampu memproduksi insulin sesuai kebutuhan tubuh. Tanpa insulin yang cukup, sel-sel tubuh tidak dapat menyerap dan mengolah glukosa menjadi energi. Hal ini menjadikan glukosa menumpuk yang akhirnya menyebabkan tingginya kadar gula dalam darah. 

Fourtwnty Tutup Jakarta Lebaran Fair dengan Manis 

Kondisi diabetes dapat menimbulkan berbagai gangguan pada organ tubuh. Jika tidak terkontrol dengan baik, diabetes dapat menimbulkan komplikasi yang berisiko mengancam nyawa. Di samping itu, penyandang diabetes disarankan untuk membatalkan puasanya jika muncul tiga kondisi tertentu.

"Kadar gula darah < 70 mg/dL, kadar gula darah > 300 mg/dL, dan terdapat gejala-gejala hipoglikemia seperti kadar gula darah terlalu rendah, dehidrasi, atau penyakit akut lainnya," terangnya.

Berpuasa sendiri sebenarnya memiliki banyak manfaat untuk para penyandang diabetes. Pertama, menstabilkan kadar glukosa dalam darah. Sebab ketika berpuasa, penyandang diabetes ‘dipaksa’ untuk menjalani pola makan yang lebih terjaga dan teratur, serta asupan kalori yang relatif sama. 

"Puasa juga membantu mengatur peningkatan kadar glukosa dan insulin dalam tubuh," tuturnya.

Kedua, manfaat puasa bagi diabetisi adalah mengurangi kadar kolesterol jahat (low-density lipoprotein cholesterol/LDL) dalam tubuh. Asalkan ketika sahur dan berbuka, Anda memilih makanan dengan bijak. 

Ilustrasi tes diabetes.

Photo :
  • Pixabay

"Hindari makanan sahur dan tajil berbuka puasa yang dimasak dengan teknik deep fried atau digoreng dengan minyak yang banyak," terangnya.

Manfaat selanjutnya yakni menurunkan tekanan darah. Saat berpuasa, tubuh akan mengurangi produksi hormon tertentu seperti hormon adrenalin yang menjadi penyebab meningkatnya tekanan darah. Terakhir, puasa bermanfaat meningkatkan sistem kekebalan tubuh. 

"Ketika berpuasa, tubuh akan mendaur ulang sel imun yang tidak diperlukan, terutama sel-sel yang sudah rusak, sehingga sistem kekebalan tubuh Anda pun diperbarui kembali," terangnya.

Jenis Diabetes
Secara garis besar, ada 4 kelompok besar diabetes, yaitu:

Diabetes tipe 1, terjadi karena adanya kerusakan pada sel beta pankreas yang menghasilkan insulin untuk mengubah glukosa menjadi energi. Jadi, penyandang diabetes tipe 1 ini hanya memiliki insulin dalam jumlah yang sangat sedikit dalam tubuhnya. Karenanya, mereka memerlukan suntikan insulin untuk mengubah glukosa menjadi energi. Diabetes tipe 1 ini biasanya terjadi pada anak-anak dan remaja

Diabetes tipe 2, kasus diabetes yang paling banyak terjadi di seluruh dunia. Pada awalnya penyandang diabetes tipe ini memiliki insulin yang cukup di tubuh, tetapi tidak bekerja dengan baik atau yang dikenal dengan resistensi insulin. Oleh karenanya, tubuh memproduksi lebih banyak insulin untuk dapa mencukupi kebutuhan agar dapat memproses kelebihan gula dengan baik. 

Dalam jangka panjang, produksi insulin yang berlebihan untuk mengatasi resistensi insulin tersebut akan mengakibatkan penurunan fungsi sel beta pankreas. Ketika hal tersebut terjadi secara bermakna, kadar gula darah akan menjadi tidak terkendali.

Terjadinya diabetes tipe 2 juga sering berhubungan dengan kebiasaan atau gaya hidup yang kurang sehat seperti kebiasaan mengonsumsi makanan tinggi kalori, kurang aktivitas fisik (sedentari), kegemukan, stres, dan merokok. Risiko diabetes akan semakin meningkat jika didapatkan faktor genetik (keturunan)

Diabetes gestasional, kondisi kadar gula darah tinggi yang terjadi hanya pada saat kehamilan. Ketika seorang wanita hamil kadar gula darahnya tinggi, tetapi setelah melahirkan bayinya, kadar gula darahnya kembali normal. Kondisi diabetes akan hilang setelah kehamilan selesai, tetapi penyandang diabetes tipe ini berisiko terkena diabetes tipe 2 di masa mendatang

Diabetes tipe lain, diabetes yang disebabkan karena kondisi kesehatan lain yang berdampak pada peningkatan kadar gula darah seperti adanya gangguan pada pankreas, kelainan hormon-hormon lain dalam tubuh, atau penggunaan obat-obatan tertentu.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya