Kematian Dokter Mawar Terungkap dari Air Liur di Payudara, Ini Peran Tes DNA Temukan Pelaku

Menkes Budi Gunadi berbela sungkawa ke rumah dr Mawar.
Sumber :
  • Istimewa

VIVA Lifestyle – Pelaku pembunuhan dokter Mawartih Susanty atau dokter Mawar telah tertangkap oleh kepolisian selang 20 hari ditemukan tewas di kediamannya. Pembunuhan itu terungkap usai kepolisian melakukan tes DNA yang berperan besar dalam meringkus pelaku.

Pembunuhan Sadis, Wanita di Medan Tewas Ditangan Kekasihnya

Kapolda Papua Irjen Pol Mathius Fakhiri, menegaskan kasus pembunuhan dokter Marwatih Susanty terungkap dengan menggunakan scientific crime investigation dan mencocokkan dengan DNA yang ditemukan dari korban dan pelaku. Scroll untuk info selengkapnya.

Dokter Spesialis Paru bernama Marwartih Susanty yang sehari-hari melayani masyarakat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Nabire, Provinsi Papua Tengah, tewas mengenaskan usai dibunuh pelaku berinisial KW, pada Kamis, 9 Maret 2023.

Skenario Tante Bunuh Keponakan di Tangerang, Ambil Perhiasan Korban Biar Dikira Kasus Pencurian

dr Mawar.

Photo :
  • Istimewa

Polisi sebelumnya melakukan autopsi terhadap korban dan swab yang dilakukan oleh tim medis, lalu dikembangkan kembali oleh Polres Nabire menggunakan scientific crime investigation dan mencocokkan dengan DNA yang ditemukan dari korban dan pelaku.

Izin Menginap di Kantor Polisi, Pria Tuban Ini Ternyata Baru Membunuh Istrinya

Menurut Fakhiri, polisi menemukan titik terang pelaku pembunuhan dari hasil pemeriksaan swab air liur yang menempel di bagian puting payudara korban. Dari hasil pemeriksaan beberapa DNA cocok dengan pelaku. 

"Jadi air liur pelaku identik dengan yang ada di korban. Pelaku KW kita sudah tangkap," ungkapnya

Peran Tes DNA Temukan Pelaku Kejahatan
Pembuatan profil DNA adalah prosedur canggih yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi individu berdasarkan susunan genetik unik mereka. Meskipun orang mungkin memiliki warna mata dan rambut yang sama, dan bahkan mungkin memiliki fitur wajah yang mirip, mereka tidak akan memiliki DNA yang sama. Ini berarti proses tersebut dapat berguna dalam menyelesaikan kejahatan dengan lebih akurat. 

Ilmuwan forensik dapat membandingkan DNA yang ditemukan di TKP (dari darah atau rambut, misalnya) dengan sampel DNA yang diambil dari tersangka. Jika tidak ada kecocokan, mereka mungkin bisa mengesampingkan tersangka itu. Jika ada kecocokan, polisi kemungkinan akan ingin melihat lebih dekat.

Teknologi semacam itu telah merevolusi sistem peradilan pidana selama beberapa dekade terakhir, meningkatkan kemungkinan mengidentifikasi penjahat dengan kepastian virtual. Hal ini tidak hanya memudahkan untuk mengidentifikasi pelaku, tetapi juga mengurangi kemungkinan keliru menempatkan orang yang tidak bersalah di balik jeruji besi.

Ilustrasi DNA

Photo :
  • www.pixabay.com/qimono

Dalam beberapa kasus, kemajuan dalam pembuatan profil DNA telah memungkinkan para profesional penegak hukum untuk memecahkan kasus-kasus berusia puluhan tahun berdasarkan sampel bahan yang kaya DNA (seperti potongan kuku) yang dikumpulkan sebelum pengujian DNA dimungkinkan.

Maka tak dipungkiri, DNA adalah salah satu faktor penting dalam menyelesaikan kejahatan, meski itu bukan satu-satunya. Aspek lain dari investigasi kriminal seperti psikologi forensik, tetap menjadi bagian integral dari proses untuk menangkap pelaku.

Langkah Buat Profil DNA
Langkah pertama dalam pembuatan profil DNA adalah mendapatkan sampel DNA yang relevan. Hanya sejumlah kecil sel dari kulit seseorang atau akar rambut atau dari cairan tubuh seperti darah, air liur, atau air mani, diperlukan untuk membuat profil DNA yang unik. 

DNA sering ditemukan di TKP selama penyelidikan polisi, setelah itu orang yang berkepentingan mungkin diminta untuk secara sukarela memberikan sampel DNA mereka. Jika ada bukti kuat terhadap tersangka, pengadilan dapat memerintahkan mereka untuk memberikan sampel DNA.

Setelah ilmuwan forensik mendapatkan sampel, mereka mengekstrak DNA dari sel dalam cairan tubuh atau jaringan dan menyalinnya. Mereka kemudian memisahkan penanda yang disalin menggunakan proses yang dikenal sebagai elektroforesis kapiler. Ini memungkinkan mereka untuk mengidentifikasi penanda yang berbeda dan jumlah pengulangan untuk penanda yang berbeda di setiap alel. 

Para ilmuwan forensik membaca data ini menggunakan bagan yang disebut elektropherogram, yang memplot fragmen DNA dan menunjukkan berapa banyak pengulangan yang ada untuk setiap penanda dan di mana hal itu terjadi. 

Berdasarkan bagan ini, ilmuwan forensik menghasilkan definisi profil DNA yang dapat dibaca oleh para profesional penegak hukum. Definisi ini terdiri dari daftar angka sederhana, yang menunjukkan berapa banyak unit berulang di setiap alel dari 20 titik penanda di seluruh genom seseorang.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya