Penyebab Multi Faktor, Pakar Sebut Autisme Tidak Ada Hubungan dengan Konsumsi Air Galon

Ilustrasi anak bermain balon
Sumber :
  • Pixabay/pexels

VIVA Lifestyle – Pakar pendidikan dan pakar kesehatan mengatakan, autisme tidak ada hubungannya dengan konsumsi air galon berbahan polikarbonat. Namun, risiko terjadinya gangguan autisme dapat meningkat apabila terdapat faktor genetik dan lingkungan, misalnya asap rokok, infeksi, efek samping obat-obatan, serta gaya hidup tidak sehat selama hamil. 

Di Jombang, Ditemukan Gudang Simpan Makanan Kadaluarsa Hingga Tak Berizin

Pakar pendidikan autisme, Dr Imaculata Umiyati MSi mengatakan bahwa penyebab anak menjadi autis masih multifactor dan membantah berita yang menguatkan autisme dengan konsumsi air galon polikarbonat. Scroll untuk info selengkapnya. 

Menurutnya, selama air minum dalam kemasan (AMDK) sudah mendapatkan izin sudah pasti aman kalau tempat atau wadahnya aman dan minuman tidak mengandung gula atau warna. 

Hari Kesadaran Autisme Sedunia, Gimana Cara Tunjukkan Kepedulian?

Ilustrasi galon.

Photo :
  • Pixabay

"Waktu itu kita bicara tentang wadah yang berasal dari plastik, bukan isinya yang ada di dalam wadah tersebut. Penyebab autisme masih multi faktor,” kata Umiyati, dalam keterangannya, dikutip VIVA, Senin 17 April 2023. 

Membanggakan! 5 Makanan dan Minuman Indonesia Sukses Pikat Hati UNESCO, Terbaru Ada Jamu

Dokter spesialis anak dan Konsultan Tumbuh Kembang Anak, dr. Bernie Endyarni Medise, SpA(K), MPH menegaskan bahwa tidak pernah ada anak menjadi autis karena mengonsumsi air galon guna ulang.

Dokter Bernie menambahkan, penyebab pastinya anak autis ini masih belum diketahui hingga kini. Yang baru diketahui adalah anak autis itu ada hubungannya dengan genetik tertentu seperti adanya autism pada kelainan Fragile X syndrome.

"Ada yang mengatakan autis itu hasil kombinasi genetik dan lingkungan. Tapi penyebab pasti sampai saat ini belum jelas. Yang pasti, yang mengatakan autis itu karena ibunya waktu hamil terlalu banyak meminum air galon guna ulang itu jelas salah. Tidak ada hubungannya itu,” tambahnya.

Pemerhati autisme, Dr. dr. Y Handojo MPH, dalam bukunya yang berjudul Autisme: pada anak, mengatakan, ada beberapa faktor diperkirakan yang menjadi penyebab terjadinya autism. Di antaranya adalah materi genetik yang dimiliki orangtua, adanya infeksi (toksoplasmosis, rubella, candida), keracunan logam berat, zat aditif (MSG, pengawet, pewarna), maupun obat-obatan lainnya.

Para ahli tidak tahu persis apa yang menyebabkan autisme. Namun, menurut National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS), autisme disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan lingkungan. 

Ilustrasi ibu dan anak/parenting/anak bermain.

Photo :
  • Freepik/gpointstudio

Penelitian terbaru mengonfirmasi beberapa kelainan genetik yang dapat memengaruhi seseorang terhadap autisme. Beberapa gen telah terlibat. Autisme seringkali dikaitkan dengan keterlibatan beberapa gen yang diturunkan. Autisme juga bisa menurun dalam keluarga.

Hal itu juga diperkuat Centre for Disease Control and Preventions (CDC), penyebab ASD tidak hanya satu. Ada banyak faktor berbeda yang telah diidentifikasi yang dapat membuat seorang anak lebih mungkin menderita ASD, termasuk faktor lingkungan, biologis, dan genetik.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya