Pria Kecanduan Masturbasi, Awas Sperma Jadi Abnormal

Ilustrasi kelamin pria
Sumber :
  • pixabay

VIVA Lifestyle – Masturbasi dianggap salah satu bentuk kepuasan seksual yang dilakukan baik pada pria mau pun wanita. Kendati begitu, masturbasi yang dilakukan terus menerus ternyata dapat berdampak pada kesuburan, khususnya pada kualitas dan jumlah sperma yang dimiliki kaum adam.

Terpopuler: Negara Tanpa Malam hingga Olahraga Ringan Setelah Lebaran

Dokter spesialis andrologi dan seksologi yang berpraktik di RS Pondok Indah–IVF Centre, Dr. dr. Silvia Werdhy Lestari, M.Biomed, Sp. And, menjelaskan bahwa dampak onani atau masturbasi secara seksual dapat memuaskan diri sendiri. Akan tetapi, bahaya dilakukan terus menerus tanpa henti akan berdampak signifikan pada jumlah sperma.

"Kalau masturbasi terus menerus, bisa turunkan sperma. Kalau udah masturbasi terus berenti dulu (beberapa hari), nggak apa-apa spermanya," jelasnya dalam acara media, di Jakarta, baru-baru ini.

Ini 6 Cara Buat Suami Bertahan di Atas Ranjang

Ilustrasi pria

Photo :
  • Eat This

Kendati demikian, dokter Silvia tak memberi penjelasan mengenai detail jumlah penurunan sperma itu sendiri. Dokter Silvia justru fokus mengingatkan bahwa masturbasi yang dilakukan terlalu sering meski sudah punya pasangan sah, berarti ada yang dalah dalam diri individu tersebut. 

Suka Pake Viagra Biar Genjreng di Ranjang? Hati-hati, Bisa Mengancam Jiwa

"Kalau udah ada istri, (pria) tetap masturbasi, itu yang salah. Udah keasyikan sendiri. Gangguan seks dan gangguan kesuburan beda. Kaitan dengan masturbasi, yang ekstrem (dilakukan) jadi abnormal (spermanya), kalau lebih suka masturbasi dibanding hubungan (seks), itu salahnya," tambahnya.

Lebih dalam, Dokter Silvia menyebut bahwa kecanduan masturbasi yang dimaksud terjadi apabila dilakukan dalam satu hari lebih dari dua-tiga kali. Namun menurutnya, hal yang wajar bagi pria apabila melakukan hubungan seks, mimpi basah, atau onani untuk ejakulasi sebanyak dua kali sepekan.

"Masturbasi berkali-kali dalam sehari, itu bahaya. Kalau seminggu 2 kali, ya itu msh oke. Kalau nggak berhubungan atau masturbasi, itu (sperma) udah penuh jadi mimpi basah, keluar sendiri (ejakulasi)," tuturnya.

Dampak dari kecanduan masturbasi itu, lagi-lagi dikaitkan pada proses kehamilan kelak. Dokter Silvia menyebut bahwa reproduksi pada pria dan wanita memiliki perbedaan yang mencolok, salah satunya sel punca. Sel tersebut hanya dimiliki laki-laki sehingga dapat memproduksi sperma hingga usia tua sekali pun.

Ilustrasi alat kelamin pria

Photo :
  • U-Report

Hal ini yang membuat kehamilan tetap bisa dilakukan pria pada istri meski usia sudah tak lagi muda. Namun, ketika terjadi gangguan di masa tumbuh kembangnya, maka potensi pria tersebut untuk dapat menghamili istrinya akan sangat rendah.

"(Untuk hamil) Anak lakinya harus bener. (Sperma) nggak ada infeksi, nggak kena sinar karena waktu bayi kuning, nggak pernah kena bola testisnya saat main dulu. Kalau organnya terganggu, saat puber tidakk optimal pembentukan sperma, laki-laki gini yang bisa bermasalah saat menikah," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya