Flu Burung Menginfeksi 2 Pekerja di Inggris, Muncul Penularan Antar Manusia?

Tenaga kesehatan di China memeriksa unggas untuk mencegah penyebaran flu burung.
Sumber :
  • Foto Arsip/Antara Foto

VIVA – Flu burung telah terdeteksi pada dua pekerja unggas di Inggris menurut laporan Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA). Kendati demikian, kini dua pasien sudah sembuh dan tak menulari ke orang lain sehingga penyebaran virus dapat diminimalisir.

Bagaimana Membedakan Gejala Infeksi dengan Penyakit Biasa pada Anak?

UKHSA mendeteksi infeksi virus Influenza A (H5) setelah memperkenalkan program pengujian tanpa gejala untuk pekerja yang telah melakukan kontak dengan hewan yang terinfeksi. Pasien tidak mengalami gejala flu burung dan keduanya dinyatakan negatif. Mereka baru-baru ini bekerja di peternakan unggas yang terinfeksi di Inggris. Scroll lebih lanjut ya.

"Bahan yang terhirup di peternakan kemungkinan menyebabkan salah satu pekerja menderita kontaminasi hidung dan/atau tenggorokan," kata UKHSA berdasarkan waktu paparan dan hasil tes.

Waspada! Flu Singapura Merebak, Kenali Gejala dan Cara Pencegahannya

Badan kesehatan mengaku sulit untuk menentukan bagaimana infeksi terjadi pada individu kedua. Namun, pelacakan kontak pencegahan untuk individu kedua ini telah dilakukan sambil penyelidikan lebih lanjut dilakukan. Untungnya, UKSHA mengatakan tidak ada tanda-tanda penularan dari manusia ke manusia.

Efek yang Dialami saat Gerhana Matahari Total, Burung jadi Bingung

"Bukti saat ini menunjukkan bahwa virus flu burung yang kita lihat beredar pada unggas di seluruh dunia tidak menyebar dengan mudah ke manusia," Profesor Susan Hopkins, kepala penasihat medis di UKHSA, mengatakan, dikutip laman Daily Star.

Namun, pihak peneliti sudah tahu bahwa virus dapat menyebar ke orang-orang setelah kontak dekat dengan burung yang terinfeksi. Maka itu sebabnya, melalui program skrining seperti ini, peneliti memantau orang-orang yang telah terpapar untuk mempelajari lebih lanjut tentang risiko ini.

Virus flu burung.

Photo :
  • theurbn.com

"Secara global, tidak ada bukti penyebaran jenis ini dari orang ke orang, tetapi kami tahu bahwa virus berkembang sepanjang waktu dan kami tetap waspada terhadap bukti perubahan risiko pada populasi," kata dia.

"Penting agar orang menghindari menyentuh unggas yang sakit atau mati, dan mereka mengikuti saran Defra tentang pelaporan," tegasnya.

Sebelumnya, seorang wanita dinyatakan meninggal dunia akibat terinfeksi flu burung H3N8 di China. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan ini merupakan kematian manusia pertama yang diketahui dari jenis flu burung di China.

Dikutip laman The Guardian, H3N8 diketahui beredar sejak 2002 setelah pertama kali muncul di unggas air Amerika Utara. Virus ini diketahui menginfeksi kuda, anjing, dan anjing laut. Menurut data, kasus ini belum terdeteksi pada manusia sebelum dua kasus non-fatal muncul, keduanya juga di China, pada bulan April dan Mei tahun lalu.

Kronologi kematian

Simulasi penanganan kasus flu burung di Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan.

Photo :
  • ANTARA/Muhammad Iqbal

Wanita yang meninggal berusia 56 tahun dari provinsi Guangdong di Cina tenggara. Dia jatuh sakit pada 22 Februari, dirawat di rumah sakit karena pneumonia parah pada 3 Maret dan meninggal pada 16 Maret, kata WHO.

“Pasien memiliki beberapa kondisi yang mendasarinya. Dia memiliki riwayat terpapar unggas hidup sebelum timbulnya penyakit, dan riwayat keberadaan burung liar di sekitar rumahnya,” kata badan kesehatan PBB itu dalam sebuah pernyataan pada Selasa.

Berawal dari dugaan pneumonia, namun setelah diusut pasien diketahui kontak erat dengan unggas hidup. Namun, belum ada penjelasan lebih lanjut mengenai penularan kasus antar manusia yang mungkin terjadi menurut prediksi pakar.

"Tidak ada kontak dekat dari kasus yang mengembangkan infeksi atau gejala penyakit pada saat pelaporan,” ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya