Panas Menyengat di Madinah, Kaki Jemaah Haji Bisa Melepuh Jika Jalan Tanpa Alas Kaki

Masjid Quba di Madinah
Sumber :
  • Lutfi Dwi Puji Astuti/MCH 2023

VIVA Lifestyle – Suasana di Madinah saat ini tengah terasa panas menyengat lantaran suhu di siang hari mencapai 40 derajat Celsius. Kondisi ini membuat jamaah haji rentan mengalami penyakit yang tak disadari sebelumnya, yakni kaki melepuh yang berdampak bahaya jika tak tertangani.

Kasus DBD di Depok Melonjak, Wali Kota Keluarkan SE Kesiapsiagaan Cegah KLB

Meski nampak sepele, namun penyakit paling sering dijumpai di Madinah yaitu kaki melepuh. Bukan tanpa alasan, kondisi ini terjadi karena banyak jemaah haji Indonesia yang kehilangan alas kaki saat di masjid Nabawi. Scroll untuk info selengkapnya.

Kemudian jemaah haji memaksakan diri untuk berjalan kaki tanpa alas kaki. Dengan suhu Madinah seperti saat ini, berjalan tanpa alas kaki sejauh minimal 10 meter, sudah bisa mengakibatkan kaki melepuh.

Mengenal Flu Singapura yang Akhir-akhir Ini Merebak di Indonesia

“Banyak jemaah kita yang masih membawa kebiasaan di Tanah Air yaitu meninggalkan sandal di depan masjid. Di Masjid Nabawi besar kemungkinan akan hilang karena banyaknya jemaah. Bisa juga jemaah keluar dari masjid dengan pintu yang berbeda sehingga tidak menemukan sandalnya,” tutur Kepala Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi dr. M. Imran, dalam keterangan persnya, dikutip Rabu 31 Mei 2023.

Syekh Al Sudais Himbau Jemaah Untuk Fokus Ibadah dan Kurangi Berfoto-foto Saat di Tanah Suci

Kondisi kaki melepuh ini memerlukan penanganan lebih lanjut dan bisa membuat ibadah terhambat. Apalagi, banyak jemaah haji yang berusia lanjut sehingga dominan memiliki penyakit penyerta.

“Jemaah dengan kaki melepuh bisa dirawat di KKHI selama kurang lebih 10 hari sehingga tertinggal rangkaian ibadahnya. Belum lagi jika pasien memiliki penyakit penyerta seperti diabetes melitus yang menyebabkan penyembuhan bisa mencapai 2 minggu,” imbuh dr Imran.

Untuk mengatasi kaki melepuh, jemaah haji diimbau agar membawa kantung untuk tempat sandal saat hendak salat di Masjid Nabawi. Selama di dalam masjid, sandal bisa disimpan di kantung dan dibawa sendiri-sendiri.

Jemaah disarankan untuk membawa sendiri sandalnya dan tidak menitipkan kepada temannya karena ada risiko terpisah dari rombongan. Bila jemaah kehilangan sendal pada saat matahari masih terik, diimbau juga untuk tetap berada di masjid.

“Supaya tidak terjadi kasus kaki melepuh, sandal disimpan di dalam kantung dan dibawa masuk ke masjid. Jemaah harus membawa sendiri dan jangan dititipkan temannya karena ada kemungkinan untuk terpisah dari rombongan,” ungkapnya.

Jemaah haji Indonesia

Photo :
  • Sherly/VIVA.

Dengan melakukan pencegahan yang cukup, diharapkan jemaah haji dapat terhindar dari masalah kesehatan karena suhu panas dan beribadah dengan lancar. Jika jemaah haji memiliki masalah kesehatan, diimbau untuk segera berkonsultasi dengan tenaga kesehatan di kloter masing-masing.

Ada pun, kelembapan udara di Madinah berbeda dengan angka yang lebih rendah dibanding di Indonesia. Kelembapan udara yang rendah ini mengakibatkan panas terasa menyengat namun tubuh tidak berkeringat. Diketahui bahwa mekanisme berkeringat merupakan mekanisme untuk menstabilkan suhu tubuh.

Kepala Bidang Kesehatan PPIH Arab Saudi dr. M. Imran menyampaikan jemaah haji asal Indonesia harus mewaspadai suhu panas di Madinah. Jemaah haji harus menyiapkan perlindungan tambahan agar tetap bisa beribadah dengan sempurna di tengah cuaca panas di Madinah.

“Jemaah harus waspadai cuaca panas di Madinah. Panas di Madinah akan terasa lebih menyengat namun tubuh tidak berkeringat. Hal ini bisa menyebabkan masalah kesehatan yang bisa menghambat jemaah untuk menjalankan ibadah,” tutur dr. Imran.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya