Prof Nila F Moeloek: Stunting Bukan Sekadar Masalah Kekurangan Gizi

Menurut Prof. Nila, anak-anak di daerah perkotaan lebih mudah mengakses informasi dan edukasi mengenai sanitasi.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Andrew Tito

Jakarta, VIVA — Prof. Nila F. Moeloek, mantan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, menekankan pentingnya pendidikan dan pemahaman kesehatan untuk generasi muda, khususnya di daerah, terkait masalah seperti cacingan, stunting, dan anemia. 

Prevalensi Stunting di Kudus Jawa Tengah Tinggi dan Sulit Turun, Apa Sebabnya?

Dalam diskusi yang berlangsung, dia menyoroti bahwa anak-anak di daerah sering kali terpapar masalah kesehatan karena kurangnya pemahaman akan pentingnya sanitasi dan gizi.

Menurut Prof. Nila, anak-anak di daerah perkotaan lebih mudah mengakses informasi dan edukasi mengenai sanitasi. 

Survei 57 Persen Pembicaraan di Media Sosial Nilai Program Makan Siang Gratis di Sekolah Belum Tepat Sasaran

Namun, bagi anak-anak di pedesaan dan daerah terpencil, pendidikan mengenai hal tersebut masih menjadi tantangan besar. 

"Gen Z di kota-kota modern mungkin mudah menyerapnya, tapi kalau di daerah-daerah gimana?" ujar Prof. Nila, menekankan kesenjangan pendidikan antara perkotaan dan pedesaan.

Wujudkan Ketahanan Pangan, Program Makan Bergizi Jadi Prioritas

Prof. Nila juga mengingatkan pentingnya pendidikan 12 tahun yang wajib bagi semua anak, terutama perempuan. 

Dia juga berharap pendidikan ini dapat membantu menunda pernikahan dini, yang sering kali menjadi salah satu faktor penyebab masalah kesehatan, seperti stunting. 

"Kalau pendidikan itu benar dijalankan sampai 12 tahun, anak-anak akan memiliki pengetahuan lebih sebelum mereka memikirkan pernikahan dini," tegasnya.

Dalam diskusi tersebut, Prof. Nila juga membahas masalah stunting, yang sering disalahartikan sebagai akibat dari kekurangan gizi. 

Namun, menurut penelitian, stunting tidak semata-mata disebabkan oleh kurangnya asupan makanan. 

"Orang sering mengira stunting itu hanya soal pendek dan kerdil. Namun, sebenarnya stunting itu bisa juga karena salah didik dan salah asumsi," ujar Prof. Nila, menjelaskan kompleksitas masalah tersebut.

Lebih lanjut, Prof. Nila juga membahas pentingnya tablet tambah darah bagi remaja, khususnya perempuan, sebagai upaya pencegahan anemia. 

Ia merekomendasikan agar tablet ini mulai dikonsumsi saat remaja, terutama di tingkat SMA. 

"Dari remaja, terutama untuk calon pengantin, tablet tambah darah sangat penting," kata Prof. Nila.

Prof Nila berharap dengan adanya edukasi yang lebih intensif mengenai kesehatan, generasi muda dapat lebih sadar akan pentingnya menjaga kesehatan sejak dini. 

Edukasi kesehatan yang tepat diharapkan dapat menjadi solusi dalam menangani berbagai masalah seperti stunting, anemia, dan penyakit lain yang sering terjadi di daerah-daerah terpencil.

Prof. Nila menegaskan bahwa tantangan pendidikan kesehatan di daerah terpencil masih besar. 

Namun, dengan upaya kolaboratif antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat, diharapkan pemahaman mengenai kesehatan akan semakin membaik. 

"Mungkin kita harus mencari cara agar anak-anak di daerah bisa lebih memahami pentingnya kesehatan, sanitasi, dan gizi. Ini perlu diteliti dan dipantau dengan baik," pungkasnya.

Dengan adanya perhatian yang lebih serius terhadap masalah kesehatan di daerah, diharapkan kesejahteraan dan kualitas hidup generasi muda Indonesia, terutama di daerah terpencil, dapat terus meningkat.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya