Dokter Tirta Bagikan Tips Lari untuk Pemula yang Belum Pernah Olahraga

Ilustrasi lari.
Sumber :
  • Freepik/master1305

Jakarta, VIVA – Belakangan ini banyak masyarakat terutama di perkotaan mulai gemar melakukan olahraga lari. Kebiasaan lari ini mulai digandrungi masyarakat perkotaan di masa pandemi COVID-19 beberapa tahun belakangan ini.

dr. Tirta Bagikan Tips Menyeimbangkan Denyut Jantung dan Kecepatan Lari, Hindari Kolaps saat Maraton

Salah satu alasannya terkait untuk meningkatkan imunitas tubuh dan mencegah terpapar COVID-19. Kini pasca pandemi kebiasaan berlari pun semakin digandrungi masyarakat. Sebab lari merupakan olahraga yang mudah, dan murah. 

Semakin banyaknya orang berlari belakangan ini, ternyata berdampak terhadap peningkatan minat orang untuk ikut berlari. Bahkan mereka juga mulai mengikuti kegiatan lari marathon.

Tips Jitu Menurunkan Berat Badan dengan Cepat ala dr Tirta, Dijamin Ampuh

Namun untuk mengikuti kegiatan lari sendiri juga perlu paham berlari yang baik seperti apa. Jangan sampai kegiatan yang seharusnya menyehatkan dan membuat tubuh bugar malah menjadi petaka buat Anda. 

dr Tirta Ungkap Rumus Makan untuk Turunkan Berat Badan

Lantas bagaimana tips untuk pelari pemula yang ingin memulai berlari? Terkait hal itu, dr. Tirta angkat bicara. Dijelaskannya bahwa untuk mereka yang belum pernah berlari namun sudah terbiasa berolahraga konsisten maka dia bisa langsung melakukan kegiatan lari itu sendiri.

"Runner pemula itu tergantung, dia ada basic olahraga dulu apa enggak. Kalau dia ternyata basicnya ada tenis, crossfit, olahraga yang konsisten. Jadi kalau dia olahraga konsisten, misalkan nge-gym, tapi konsisten, tapi gak lari. Itu dia sebenernya langsung lari gak apa-apa, karena dia sudah terbangun kebiasaan konsistensi otot dan jantungnya terbiasa," kata dia saat ditemui awak media di kawasan Jakarta Pusat, Rabu 25 September 2024. 

Namun hal ini akan berbeda jika pelari pemula yang tidak pernah menjalankan kegiatan olahraga sama sekali. Jika mereka tidak pernah melakukan olahraga sama sekali, maka hal pertama dan utama yang harus dilakukan adalah membangun kebiasaan olahraga.

"Pemula di sini adalah dia gak pernah olahraga sama sekali. Maka hal pertama yang harus dilakuin adalah dia membangun kebiasaan olahraga," jelasnya.

Lebih lanjut, diungkap dr. Tirta, untuk jenis olahraga yang dipilih pun juga harus menyesuaikan dengan berat badan. Jika pelari pemula tersebut belum pernah berolahraga dan mengalami obesitas. Maka dia tidak disarankan langsung berlari. Sebab, jika dirinya memaksa untuk berlari yang ada akan meningkatkan risiko terjadinya cedera lutut.

"Dia harus fokus dulu menurunkan berat badan sampai turun di overweight, baru dia boleh lari, pelan-pelan. Kalau dia kategori obesitas, langsung lari itu akan berbahaya buat lutut, dengan catatan, dia tidak ada riwayat olahraga sebelumnya," sambungnya.

Namun hal ini berbeda jika orang tersebut obesitas dan memiliki riwayat olahraga seperti gym, power lifting maka dia tidak dipermasalahkan untuk langsung menjajal lari. Sebab, otot-otot orang tersebut sudah terlatih kuat. 

"Tapi kalau dia gak ada riwayat olahraga sama sekali, hidupnya mager, dia obesitas, dia langsung main lari. Dia harus diet dulu sehat, menurunkan berat badan ke BMI-nya ke overweight. Baru bisa lari pelan-pelan, kalau enggak, resiko cedera lututnya besar sekali cedera meniscus," ujarnya.

Di sisi lain, jika orang tersebut tidak mengalami obesitas dan tidak memiliki riwayat olahrga. Maka kata dr. Tirta dia diperbolehkan untuk langsung memulai lari. Namun demikian dengan catatan, lari yang dilakukannya tidaklah membebani diri.

"Ya gak apa-apa, lari-lari aja, bangun konsistensinya aja. Mulai dari yang penting, nikmati aja jadi, lari paling enak itu adalah tanpa jam, lari ketika kita bisa ngobrol.  Jadi, lari ngobrol, bisa ngobrol, senyum, tanpa ngos-ngosan itu Anda lari ketika enjoy," kata dia.

Mulai dari sejak muda 

Ilustrasi lari

Photo :
  • KEK Tanjung Lesung

dr. Tirta juga menjelaskan bahwa semakin muda seseorang mencoba lari tanpa memiliki riwayat olahraga sebelumnya tidak ada masalahnya. Dia menyebut bahwa semakin muda seseorang menjalani olahraga.

"Boleh, boleh aja, semakin muda itu bagus banget malahan karena pas muda itu adalah usia 17-25 itu adalah usia maksimal tubuh kita. Usia maksimal metabolisme kita itu di usia itu, jadi, otot kita cepat recovery, jantung kita lagi bagus-bagusnya, pembeluh darah kita lagi bagus-bagusnya. Jadi, diusia itu, dia biasanya 2 bulan latihan bisa performanya cepat banget naik," jelasnya.

Dia menambahkan,"Beda dengan usia tua, ketika usia tua itu recovery-nya bertambah lama, jam tidurnya berkurang. Terus habis itu kulitnya juga berkurang jadi, dia tingkat kelelahannya lebih berat yang tua. Makanya, kalau dia mulai olahraga dari muda, edukasinya beda sama orang yang olahraga baru umurnya 30-an," ujar dia.

Acara Lari Marathon

Ilustrasi lari

Photo :
  • Pixabay

Berbicara mengenai lari, Planet Sport kembali menggelar Planet Sport Run 2024. Mengusung tagline unlock your best, ajang ini mendorong peserta untuk menggali potensi terbaik mereka dan bisa melangkah lebih jauh dalam mencapai capaian trbaru.

Digelar di ICE BSD Tangerang, acara ini akan dihelat pada 8 Desember 2024 mendatang, kegiatan ini juga melakukan sejumlah inovasi menarik. Mulai dari lari katagori untuk anak-anak, dan akan diikuti sebanyak 6 ribu peserta, hingga program shoes try on experience untuk mencoba sepatu lari terbaik.

Sementara itu, sama dengan penyelenggaraan tahun sebelumnya, acara lari ini juga memiliki sistem point reward untuk mengapresiasi dan memotivasi peserta, yang mana mereka tidak hanya sekedar lari hingga garis finish tetapi juga menikmati kegiatan lari tersebut.

"Setiap peserta nantinya akan mendapatkan poin dari acaranya dari awal registrasi, selanjutnya mengikuti weekly mission sunday runday sampai ke race day itu sendiri ada point yang bisa ditukarkan untuk digunakan membeli peralatan olahraga," kata General Manager Marketing MAP Active Panji Cakrasantana dalam press conferece Planet Sport Run 2024.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya