6 Persen Bayi Lahir dengan Kelainan Bawaan, Ibu Bisa Kurangi Risikonya dengan Cara Ini

Ilustrasi bayi
Sumber :
  • Pixabay/ Marjon Besteman

Jakarta, VIVA – Kelainan bawaan pada anak merupakan masalah kesehatan yang memerlukan perhatian serius. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), setiap tahun di Indonesia terdapat sekitar 5-6 persen bayi yang lahir dengan kelainan bawaan, baik yang bersifat ringan hingga berat.

RSI Jakarta Tanggung Biaya Tes DNA Kasus Bayi Tertukar: Laboratorium Terserah Orang Tua

Kelainan bawaan pada anak sendiri merupakan kondisi medis yang sudah ada sejak lahir atau terjadi selama perkembangan janin dalam kandungan. Kelainan ini bisa memengaruhi berbagai organ tubuh dan sistemnya. Scroll untuk informasi selengkapnya!

Ketua Pelaksana Hadrian Bulan Bedah Anak Nasional sekaligus Wakil Ketua Umum-1 Perhimpunan Bedah Anak Indonesia (PERBANI), dr. Leecarlo Millano, SpBA, Subsp.D.A.(K), mengungkapkan, banyak dari kelainan ini dapat memengaruhi perkembangan fisik maupun kognitif anak jika tidak segera ditangani. 

Polisi: Ibu Sudah Maafkan Anaknya yang Bunuh Bapak dan Nenek di Lebak Bulus

“Oleh karena itu, deteksi dini sangat penting untuk penanganan medis yang cepat dan akurat. Deteksi dini juga dapat mengurangi risiko komplikasi dan meningkatkan kualitas hidup anak-anak yang terlahir dengan kelainan bawaan,” ujar dr. Leecarlo Millano saat seminar bertajuk Mengenal Kelainan Bawaan pada Anak, yang digelar serentak di 38 titik di seluruh Indonesia, Minggu 6 Oktober 2024.

Dinkes Jakarta Bakal Tindak RSIJ Cempaka Putih Jika Terbukti Lalai dalam Kasus Bayi Tertukar

Lebih laniut dokter Leecardo mengatakan, dia melihat masih banyak orangtua yang kurang memahami kondisi kelainan bawaan pada anak dan bagaimana penanganannya. 

“Ini bukan hanya soal kesehatan fisik, tapi juga tentang masa depan anak-anak kita. Kami ingin memastikan bahwa setiap anak yang lahir dengan kelainan bawaan memiliki kesempatan untuk tumbuh sehat dan mencapai potensi penuh mereka,” ungkapnya.

Kelainan bawaan sangat beragam, mulai dari yang ringan hingga berat, dan dapat memengaruhi berbagai bagian tubuh. Beberapa contoh umum kelainan bawaan antara lain kelainan jantung bawaan, bibir sumbing, spina bifida (kelainan tulang belakang), hingga down syndrome. 

Penyebab kelainan bawaan sangat kompleks dan seringkali melibatkan kombinasi faktor, di antaranya faktor genetik, lingkungan, dan faktor lainnya. 

Diagnosis kelainan bawaan biasanya dilakukan selama kehamilan melalui pemeriksaan USG, tes darah, atau amniocentesis. Pengobatan akan disesuaikan dengan jenis dan tingkat keparahan kelainan, dan dapat melibatkan pembedahan, terapi, obat-obatan hingga perawatan suportif. 

Meskipun tidak semua kelainan bawaan dapat dicegah, beberapa tindakan dapat dilakukan untuk mengurangi risiko, seperti melakukan konsultasi prenatal, mengonsumsi asam folat sebelum dan selama kehamilan, dan hindari faktor risiko seperti paparan zat berbahaya, infeksi, dan gaya hidup tidak sehat selama kehamilan.

Keberhasilan penanganan kelainan bawaan tidak hanya ditentukan oleh intervensi bedah, tetapi juga oleh dukungan dari berbagai profesi medis. Oleh karena itu, dalam seminar ini selain seluruh Spesialis Bedah Anak yang tergabung dalam PERBANI yang berjumlah 180 dokter, juga dilibatkan dokter spesialis anak yang memberikan wawasan mengenai kondisi kesehatan umum anak dengan kelainan bawaan, serta dokter spesialis kebidanan dan kandungan yang akan berbagi informasi mengenai bagaimana deteksi dini kelainan bawaan dapat dilakukan selama kehamilan.

Selain itu, perawat-perawat ahli yang memiliki pengalaman dalam perawatan bedah anak juga memberikan perspektif mengenai peran penting perawatan pascaoperasi dan bagaimana keluarga dapat mendukung anak dalam proses pemulihan.

Seminar ini diharapkan menjadi langkah awal dalam membangun gerakan nasional untuk memperkuat kesadaran masyarakat tentang kelainan bawaan pada anak.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya