Kemenkes Catat 889 Ribu Kasus TB per Maret 2025, Tertinggi di Pulau Jawa

ilustrasi masker mencegah penularan influenza, COVID-19, pneumonia dan TBC
Sumber :
  • Pixabay

Jakarta, VIVA – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan bahwa hingga awal Maret 2025, sebanyak 889 ribu kasus tuberkulosis (TB) telah teridentifikasi. Angka ini mencerminkan 81 persen dari target deteksi TB yang ditetapkan untuk tahun 2024, yaitu sebanyak 1.090.000 kasus. Hal ini menunjukkan upaya pemerintah dalam mendeteksi dan menangani TB di Indonesia terus berjalan, meskipun masih diperlukan langkah lebih lanjut untuk mencapai target yang telah ditetapkan.

Tuberkulosis Bisa Ditularkan Lewat Piring Makan dan Gelas Minum?

Direktur Penyakit Menular Kemenkes, dr. Ina Agustina Isturini, menyampaikan bahwa jumlah deteksi dan pengobatan TB terus meningkat setiap tahunnya. Sejauh ini, program dari pemerintah masih berjalan namun terus menemui tantangan dan hambatan dalam prosesnya.

Pada tahun 2023, Kementerian Kesehatan menetapkan target deteksi TB sebanyak 1.060.000 kasus. Dari target tersebut, sebanyak 821.200 kasus berhasil terdeteksi, yang setara dengan 77 persen pencapaian. Dari jumlah kasus yang teridentifikasi, sebanyak 722.863 pasien atau sekitar 78 persen telah memulai proses pengobatan, mencerminkan upaya berkelanjutan dalam penanggulangan TB di Indonesia.

PPTI Jakarta Pusat Gencarkan Edukasi untuk Cegah Putus Pengobatan TBC

"Kalau kita lihat setiap tahunnya ada peningkatan upaya penemuan-penemuan kasus. Lalu untuk kasus yang diobati juga mengalami peningkatan, sampai tahun ini sudah 90 persen (802.228 kasus)," kata dr. Ina Agustina Isturini, dalam media briefing secara daring, Senin 24 Maret 2025.

Kemenkes menetapkan target eliminasi TB pada 2024 dengan cakupan pengobatan sebesar 90 persen untuk TB sensitif obat (TBSO) dan 80 persen untuk TB resisten obat (TBRO). Hingga saat ini, pencapaian pengobatan TBSO telah mencapai 84 persen, sementara pengobatan TBRO masih berada di angka 58 persen, yang menunjukkan perlunya peningkatan akses dan efektivitas terapi bagi pasien TBRO.

Fakta atau Mitos Penyakit Paru yang Perlu Diketahui, Penyakit yang Buat Slam Wiyono Meninggal Dunia

Di tingkat nasional, notifikasi TB, indikator jumlah kasus yang dilaporkan, mencapai 81 persen. Provinsi Banten mencatatkan notifikasi tertinggi dengan 112 persen, menandakan deteksi kasus yang melampaui estimasi awal. Sebaliknya, Papua Pegunungan memiliki angka notifikasi terendah, yaitu 27 persen, yang mengindikasikan tantangan dalam pelacakan dan pelaporan kasus di wilayah tersebut.

"Ada sekitar tujuh provinsi yang angka TB-nya sangat tinggi. Kalau yang cokelat tua (tertinggi) ini ada di Jawa, kecuali DIY (Daerah Istimewa Yogyakarta), kemudian di Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan," kata dr Ina. 

Menurut dr. Ina, Kemenkes memperkirakan terdapat sekitar 40 ribu hingga 230 ribu kasus TB di wilayah-wilayah tertentu. Sebagai bagian dari strategi nasional, Kemenkes menargetkan penurunan insidensi TB menjadi 65 kasus per 100 ribu penduduk pada 2030, jauh lebih rendah dibanding angka saat ini yang masih mencapai 388 kasus per 100 ribu penduduk.

Selain itu, cakupan pengobatan TB ditargetkan melebihi 90 persen, dengan tingkat keberhasilan pengobatan di atas 90 persen untuk memastikan efektivitas terapi.  Pada 2025, melalui Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) atau Quick Win, pemerintah menargetkan deteksi minimal 981 ribu kasus TB. Dari jumlah tersebut, diharapkan 95 persen pasien dapat memulai pengobatan, dengan target keberhasilan terapi sebesar 90 persen untuk TB sensitif obat (TBSO) dan 80 persen untuk TB resisten obat (TBRO).

ilustrasi masker mencegah penularan influenza, COVID-19, pneumonia dan TBC

Peran Penting Pemuda dalam Upaya Mencapai Eliminasi TBC 2030

Indonesia saat ini masih menduduki peringkat kedua sebagai negara dengan kasus TBC tertinggi di dunia, dengan estimasi kasus sebanyak 1.060.000 kasus TBC.

img_title
VIVA.co.id
26 Maret 2025