Sumber :
- iStock
VIVAlife
- Sebuah rumah sakit di kawasan timur China menawarkan kesempatan kepada calon ayah untuk mengalami rasa sakit saat melahirkan. Tawaran ini diajukan oleh pihak rumah sakit setelah sejumlah calon ibu mengeluhkan kurangnya simpati dari suami mereka.
Di rumah sakit bersalin Aima di provinsi Shandong, para calon ayah bisa mengikuti sesi gratis yang diadakan setiap dua kali sepekan. Sejauh ini, sudah ada 100 pria yang sudah mendaftar.
Salah seorang calon ayah, Song Siling yang ikut mencoba simulasi ini terlihat menutup matanya. Ia bahkan meringis kesakitan ketika jarum pada monitor elektroda beringsut maju.
"Rasanya jantung dan paru-paru saya sedang dicabik-cabik," ucap Song yang berhasil mencapai skala 7 sebelum panik dan meminta perawat untuk mematikan alat simulasi.
Salah seorang peserta lainnya, Wu Jianlong, bahkan berhasil mencapai skala 10. Ia menuturkan bahwa hal ini telah mengubah pandangannya tentang persalinan.
"Karena semua wanita memiliki anak dan biasanya membutuhkan waktu yang cukup lama. Saya telah memikirkannya sebagai sesuatu yang sangat alami, sesuatu yang sangat normal bahwa mereka bisa melewatinya," ujar Wu.
Wu yang istrinya tengah hamil tiga bulan, berteriak kesakitan dan mengepalkan tangannya sebelum akhirnya menyerah.
Meski demikian upaya Song dan Wu patut diacungi jempol. Sebab, pesera lainnya langsung menyerah dalam beberapa menit karena tak bisa menahan rasa sakit.
Meski para pria ini mengalami rasa sakit saat mengikuti simulasi, namun menurut salah seorang perawat, Lou Dezhu, rasa sakit yang dirasakan mereka tak akan pernah bisa menyamai rasa sakit yang dialami oleh para wanita saat melahirkan.
"Namun, jika pria dapat mengalami rasa sakit ini maka mereka akan lebih mencintai dan peduli dengan istri mereka," ujar Lou Dezhu.
Tidak seperti di Barat, pria di China sering tidak mendampingi istri mereka saat melahirkan. Salah satu alasannya, beberapa rumah sakit tak mengizinkan calon ayah untuk masuk ruang persalinan.
Halaman Selanjutnya
Salah seorang calon ayah, Song Siling yang ikut mencoba simulasi ini terlihat menutup matanya. Ia bahkan meringis kesakitan ketika jarum pada monitor elektroda beringsut maju.