Kusta Sering Menyerang Negara Tropis, Termasuk Indonesia

Ilustrasi tangan ibu dan anaknya.
Sumber :
  • istock

VIVA.co.id - Penyakit kusta mungkin tak asing lagi di telinga, namun gejala penyakit yang dahulu pernah menjadi momok dunia ini, jarang diketahui masyarakat. Pakar kesehatan kulit dari Fakultas Kedokteran UGM, Prof. Hardyanto Soebono, Sp.KK (K) menjelaskan, seseorang jangan pernah menyepelekan jika terdapat bercak-bercak putih di permukaan kulit. Sebab, bisa jadi itu tanda awal penyakit kusta.

"Gejala yang cenderung ringan ini kerap kali diabaikan penderita. Tidak sedikit penderita yang datang ke rumah sakit dalam kondisi parah dengan bercak, yang sudah menyebar di banyak bagian tubuh," kata Hardyanto, Selasa, 27 Januari 2015, di Kota Gudeg.

Menurut dia, karena disepelekan, kebanyakan pasien yang datang sudah terlambat disembuhkan, karena mengalami kecacatan maupun kelumpuhan syaraf. Mereka tidak tahu sudah terkena lepra, karena mengira ini hanya kurap atau panu.

Indonesia Negara Ketiga Terbanyak di Dunia Pengidap Kusta

"Banyak yang menyepelekan gejalanya, sehingga ketika ditangani secara medis sudah terlambat," tuturnya.

Kusta atau lepra, merupakan penyakit yang disebabkan infeksi virus Mycobacterium Leprae. Virus ini menyerang berbagai bagian tubuh manusia di antaranya syaraf dan kulit, yang berakibat kerusakan kulit dan syaraf penderita. Bahkan pada tahap tertentu, kusta dapat mengakibatkan kelumpuhan syaraf.

Stigma negatif

Pada tahap awal, kusta ditandai timbulnya kelainan warna kulit. Bisa berubah menjadi lebih terang atau bercak putih, kulit menjadi lebih gelap, dan kemerahan pada kulit. Kemudian pada tahap selanjutnya terjadi perubahan bentuk kulit berupa penonjolan kulit.

“Gejala lainnya kulit mati rasa, sehingga penderita mudah terkena luka, karena tidak muncul rasa sakit saat luka terjadi,” ujarnya.

Hardyanto mengatakan, kusta dapat disembuhkan dengan pemberian antibiotik khusus dan teratur. Adapun pengobatan dilakukan dalam dua bentuk, yakni untuk tipe kusta kering, dengan cara pemberian dua macam antibiotik selama enam bulan. Sementara itu, untuk tipe kusta basah, dengan memberi tiga antibiotik selama setahun.

“Kusta bisa disembuhkan dengan pengobatan teratur, bahkan tidak meninggalkan bekas. Kasus pada beberapa pasien sulit sembuh karena tidak teratur berobatnya,” tuturnya. Padahal, paket pengobatan penderita lepra diberikan gratis bagi masyarakat.

Pengobatan bisa dilakukan di rumah sakit atau puskesmas tertentu yang ditunjuk untuk penanganan lepra. “Stigma negatif masyarakat menjadi salah satu faktor yang menjadikan penderita malu dan enggan datang berobat,” katanya.

Cara penularan

Kusta dapat menular melalui kontak kulit dengan penderita dan percikan batuk atau bersin penderita. Kendati begitu, penyakit ini sulit menular jika sudah mendapatkan pengobatan. “Karenanya penderita kusta tidak perlu diisolasi, tetapi diberi dukungan untuk sembuh,” kata dia.

Penyakit kusta banyak menyerang negara beriklim tropis termasuk Indonesia. Bahkan, Indonesia menempati posisi sebagai negara dengan penderita kusta terbanyak ketiga dunia, di bawah India dan Brasil. Hingga kini, jumlah penderita kusta di Tanah Air masih cenderung tinggi, bahkan menjadi momok masyarakat di sejumlah daerah.

Data Kementerian Kesehatan 2012 menunjukkan fakta bahwa masih ada 14 provinsi di Indonesia, yang belum berhasil melakukan eliminasi kusta karena masih banyaknya kasus kusta baru bermunculan. (art)

Baca juga:




Pilpres 2024 Sudah Selesai, Rosan: Tugas TKN Berakhir, Arahan Prabowo jadi Paguyuban
Penderita kusta

Komnas HAM: Jangan Diskriminasi Penderita Kusta

Indikasi penularannya sangat minim.

img_title
VIVA.co.id
11 Desember 2015