Mengenal Masker N95, Halau 95 Persen Partikel Asap Berbahaya

Masker N95.
Sumber :
  • VIVA / Tasya
VIVA.co.id
Warga Riau Butuh Masker Jenis N95
- Menghadapi asap kebakaran hutan yang kini terjadi, masyarakat wajib mengerti mengenai cara melindungi kesehatan pernapasan, salah satunya denagn menggunakan masker yang tepat.

Peringati Hari Kartini, Peran Perempuan dalam Industri 4.0 Jadi Sorotan di Hannover Messe 2024

DR. Dr. Agus Dwi Susanto, Sp.P(K), FAPSR, Sekretaris Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) mengatakan bahwa hingga saat ini tidak ada satupun jenis masker atau respirator yang dapat melindungi manusia terhadap seluruh komponen gas dari asap kebakaran hutan.
Amnesty International Sebut Pelanggaran HAM di RI Semakin Buruk, Aparat Paling Banyak Terlibat


Meski begitu, terdapat berbagai jenis respirator yang dapat meminimalisir jumlah partikel asap kebakaran hutan yang terhirup manusia, antara lain air purifying device
, dan
air supplying device.


Air purifying device
, terdiri dari beberapa jenis seperti N100, N95, R100, P100 dan masih banyak lagi. Seluruhnya dibedakan menurut kemampuannya memfiltrasi partikel. Di antara berbagai jenis masker tadi, N95 merupakan masker yang ideal untuk digunakan oleh mereka yang terpapar asap kebakaran hutan.


"Masker N95 cukup baik digunakan karena dapat menghalangi 95 persen partikel yang masuk, terutama PM10 (pajanan partikulet). Jika digunakan dengan teknik dan cara yang tepat," ujar Agus usai konferensi pers yang digelar PDPI, bertajuk
Pencegahan dan Penanganan Dampak Kesehatan Asap Kebakaran Hutan
di Rumah Sakit Persahabatan, Rawamangun, Jakarta Timur, pada Senin, 12 Oktober 2015.


Penggunaan yang tepat


Lalu bagaimana cara menggunakan masker N95 dengan tepat? Menurut Agus, penggunaan masker N95 berdasarkan literatur direkomendasikan pada beberapa kondisi. Antara lain oleh orang yang berada di luar ruangan saat kondisi asap cukup pekat (dilihat dari kualitas udara, PM10 atau ISPU) dan harus digunakan dengan syarat, yaitu melakukan
individual fit test
agar kemampuan proteksinya terjamin baik.


Penggunaan masker juga tidak direkomendasikan digunakan lansia, anak-anak, ibu hamil dan pasien dengan penyakit kardiovaskular dan penyakit paru kronik. Agus mengatakan, masing-masing memiliki pertimbangan berbeda.


"N95 itu didesain untuk orang dewasa. Kalau digunakan pada anak tidak akan berguna karena ukurannya berbeda. Kalau untuk lansia, kebutuhan napas mereka besar karena faktor usia dan biasanya berisiko penyakit jantung, jadi ketika memakai masker maka napas mereka menjadi semakin berat," tambahnya.


Begitu pula dengan ibu hamil yang kebutuhan oksigennya besar karena ia bernapas untuk diri sendiri dan bayi di dalam kandungan. Oleh karena itu, memakai masker yang resistensi bernapasnya berat, akan membuat kebutuhan oksigennya tidak terpenuhi secara optimal.


Sebenarnya bukan berarti golongan di atas tidak boleh menggunakan masker N95, tapi sebaiknya dilakukan di bawah pengawasan dokter. Masker juga harus diganti setiap delapan jam karena penumpukan partikel pada masker akan membuatnya tidak berfungsi dengan baik.


Yang terakhir, masker N95 juga harus digunakan di luar rumah agar kondisi di dalam rumah Anda terjaga, dari partikel-partikel asap kebakaran hutan yang kasar dan besar.


"Kalau penggunaan masker N95 tidak tepat, efektivitasnya akan sama dengan masker biasa. Makanya sebenarnya harus dilakukan
fit test
supaya tidak ada kebocoran. Karena kalau bocor, bayangkan sudah sedia masker banyak dan tidak nyaman memakainya, tapi efeknya sama dengan masker biasa," kata Agus.


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya