Mengenal Ciri-ciri Orang dengan Bipolar Disorder

Ilustrasi stres.
Sumber :
  • Pixabay
VIVA.co.id
Kenali Ciri-ciri Spesifik Gangguan Bipolar
- Banyak orang membicarakan masalah bipolar, namun tak sedikit yang salah kaprah melihat tanda-tanda orang bipolar. Bahkan ada yang menyamakan bipolar dengan masalah orang sakit jiwa.

Ini Saran Bagi Penderita Bipolar yang Sudah Berkeluarga

Dokter Deffy Leksani dari laman
Gangguan Bipolar, Marshanda: Awalnya Enggak Mau Terima
Meetdoctor menjelaskan, bipolar disorder atau yang sebelumnya sering disebut manic depression, adalah penyakit perubahan mood secara ekstrem, dimulai dari perasaan bahagia yang berlebih, hingga tiba-tiba berubah sedih berlarut-larut, bahkan sampai memiliki niat bunuh diri.


“Secara umum penderita bipolar disorder mengalami dua fase mood, yaitu manic (keadaan ketika merasa sangat bahagia dan percaya diri, bahkan sampai punya ilusi mengenai hal-hal tak nyata) dan depresi (keadaan ketika merasa sangat sedih). Kebanyakan penderita bipolar disorder, lebih sering merasakan depresi ketimbang gembira berlebihan,” jelas Deffy. 


Para peneliti sendiri, belum menemukan ciri-ciri pasti untuk menentukan apakah seseorang benar-benar menderita bipolar disorder. Biasanya, seseorang akan ditanya beberapa hal secara detail, oleh dokter mengenai keseharian mereka, riwayat penyakit yang diderita oleh diri sendiri atau keluarga, dan dicek kesehatan secara menyeluruh, untuk mengetahui apakah ia benar menderita bipolar disorder.


Namun, terdapat beberapa tanda umum gangguan ini. Ciri-ciri fase manic contohnya perasaan bahagia berlebih dan optimisme tinggi. Tiba-tiba merasa sangat marah, gelisah, cara bicara cepat dan konsentrasi buruk.


“Penderitanya bisa mendadak punya tenaga berlebih dan merasa tidak butuh tidur, gairan bercintanya tinggi, membuat rencana-rencana tidak realistis, memerlihatkan penilaian buruk, ketergantungan terhadap obat dan alkohol dan menjadi impulsif,” tambah Deffy memberi contoh.


Sedangkan ciri-ciri fase depresif adalah kesedihan yang berlarut, kehilangan tenaga, merasa putus harapan dan tidak berharga, tidak lagi menyukai hal-hal yang dulu disukai.


“Mereka juga jadi susah konsentrasi, kerap menangis berlebihan, sulit membuat keputusan, galak dan cepat marah, butuhkan lebih banyak tidur atau malah Insomnia, perubahan nafsu makan drastis, dan memiliki niat bunuh diri, nah ini yang bahaya,” paparnya. Disarankan jika memiliki keluarga yang memiliki gejala seperti itu, segera membawanya ke dokter atau psikolog. 


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya