Pola Kejang (Berulang) Bayi Ini Belum Bisa Diidentifikasi

Sumber :
  • Pixabay
VIVA.co.id
Bayi Kejang Saat Demam, Apakah Berpotensi Epilepsi?
- Maisie O'Brien, bayi 15 bulan, menderita epilepsi dan mengalami kejang 40 kali dalam sehari. Ia bahkan pernah mengalami 46 kali dalam satu hari.

Dokter: Gejala Epilepsi Tidak Hanya Kejang

Melihat hal ini, Nicky O'Brien dan Neil, orangtua Maisie, setiap hari harus menghadapi ketakutan. Karena kejang yang dialami bayinya bisa berlangsung cukup lama, sekitar satu jam.
Jasad Wanita Open BO yang Dibunuh Hanyut Dibuang di Kali Bekasi Hingga ke Pulau Pari


Dilansir dari DailyMail, Nicky dan sang suami terus berjaga sepanjang malam, khawatir putri kecilnya mendadak kejang. "Pada momen tertentu, ia hanya kejang satu atau dua kali, namun di saat lain, bisa sampai 46 kali serangan," tutur Nicky sedih.


Pertama kali menderita kejang, Maisie berusia tujuh bulan. Dokter mengatakan, bayi cantik itu menderita Febrile Convulsion atau kejang yang timbul bersama demam tinggi. Saat Maisie sembilan bulan, ia didiagnosa Epilepsi Lobus Frontal serta penipisan Gen Shox, oleh dokter dari Rumah Sakit Queen Elizabeth di Kings Lynn, Inggris.


Shox adalah gen yang menyediakan protein yang mengatur kegiatan gen lain, serta berperan penting dalam pertumbuhan tulang di lengan dan kaki. Kenyataan bahwa Maisie tidak memiliki gen tersebut, berarti perkembangan tubuhnya akan melambat.


Beragam kejang yang dialami Maisie, membuatnya sulit sembuh oleh obat biasa. Pernah ia diberi tonic-clonic seizures yang diharapkan akan memengaruhi kerja seluruh otak, hal tersebut hanya membuat matanya bergerak ke kiri dan lengan serta kaki berkedut.


Padahal, obat tersebut dianggap yang paling sesuai. Namun, bagi Maisie, obat terebut justru membuatnya kaku dan kadang kehilangan kesadaran. Pandangan matanya jadi kosong dan sering memukul bibir. Di momen lain, bayi ini terkadang memerlukan bantuan oksigen untuk membuatnya kembali sadar.


Karena kondisi bayi mereka, Nicky dan suami memasang CCTV di kamar Maisie, agar bisa memantau anak mereka sepanjang waktu. "Malam hari adalah waktu paling mencemaskan, dia bisa berhenti bernapas atau muntah hingga tersedak," ujar wanita 29 tahun ini.


Hingga kini, dokter belum bisa mengidentifikasikan pola kejang Maisie. Untuk mengurangi stres di malam hari, orangtuanya membeli kasur khusus yang akan menimbulkan suara alarm, saat bayi mulai kejang. Mereka kini juga berharap bisa membeli mesin sleep apnoea, sesuatu yang bisa memonitor nafas, dan akan berbunyi bayi tidak bernapas selama 10 detik.


Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya