Sumber :
- Pixabay
VIVA.co.id
- Selama ini orang telah banyak mengetahui penyebab terkena kanker kulit. Mulai dari faktor gen, yang merupakan faktor penyebab kanker terbanyak, dan faktor terbanyak kedua adalah exogen, yang disebabkan oleh radiasi UV, virus HPV 11 dan 16, arsenic, pestisida, tembakau.
Namun, hal tersebut tidak diimbangi dengan kesadaran untuk mencurigai setiap perubahan kecil yang terjadi pada kulit. "Semua berawal dari kecurigaan," ujar Spesialis Bedah Onkologi, RSU Bunda Jakarta, Afrimal Syafarudin, pada acara Skin Cancer Awareness, Jumat, 15 Januari 2016.
Dengan lebih awal mencurigai adanya perubahan, seperti adanya perubahan warna, dan bentuk, maka akan menjadi langkah awal untuk melakukan tindakan biopsi.
Biopsi adalah pengambilan jaringan tubuh untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengidentifikasi munculnya sel-sel abnormal, dan salah satunya adalah kanker.
Baca Juga :
Mengungkap Sejarah Lasik di Indonesia
"Hal pertama yang perlu dilakukan untuk memutuskan biopsi adalah precancer lession: suspect malignancy yaitu mencurigai tanda-tanda awal yang memiliki kemungkinan menjadi cikal bakal terjadinya kanker kulit," jelas Afrimal.
Baca Juga :
Ini Alasan BPJS Kesehatan Naikkan Iuran Peserta
Dengan melakukan biopsi lebih awal, akan membantu mengurangi risiko kanker yang lebih ganas.
Teknik biopsi sendiri ada tiga, excisional biopsy untuk yang masih berukuran 3 hingga 4 sentimeter, kemudian incisional biopsy setelah ukurannya lebih dari 4 sentimeter. Kedua tindakan ini adalah yang paling sering dilakukan untuk tindakan biopsi
Sedangkan tindakan Shave dan Punch biopsy biasanya dilakukan pada tahap pra kanker.
Halaman Selanjutnya
Sedangkan tindakan Shave dan Punch biopsy biasanya dilakukan pada tahap pra kanker.