5 Mitos Tentang Garam dan Dampaknya Terhadap Kesehatan

Ilustrasi Garam
Sumber :
  • Pixabay
VIVA.co.id
Bahaya di Balik Konsumsi Gula dan Garam Berlebihan
- Layaknya gula, garam seringkali mendapat reputasi buruk terkait dengan kesehatan. Bumbu dapur ini memang berkontribusi terhadap penyakit jantung dan patut dijaga asupannya.

Tujuh Manfaat Garam untuk Merawat Kulit
Namun, apakah konsumsi garam benar-benar harus dihindari?

Manfaat Garam Bagi Perabot Rumah Anda
Berikut ini adalah beberapa mitos mengenai garam dan sodium, serta dampaknya terhadap kesehatan yang patut Anda ketahui kebenarannya, dilansir dari laman Food World News.

Tubuh tidak membutuhkan garam setiap hari

Menurut Asosiasi Jantung Amerika, tubuh membutuhkan 0,5 gram atau 200 miligram garam setiap hari untuk menjaga kesehatan. Namun, Anda wajib membatasi asupan garam, yakni tidak lebih dari 2.300 gram atau sekitar satu sendok teh per hari.

Garam tidak memberikan manfaat pada tubuh

Ini adalah mitos salah yang banyak diyakini orang. Perlu diketahui, garam adalah komponen utama dalam darah Anda. Garam membantu membawa berbagai nutrisi penting ke dalam dan ke luar sel-sel, menjaga tekanan darah tetap normal, serta memainkan peranan penting dalam fungsi sistem saraf. Garam juga membantu meregulasi asupan air tubuh.

Jika tidak memasak menggunakan garam, Anda berarti melakukan diet rendah garam

Tidak. Sebagian besar asupan sodium berasal dari makanan olahan, bukan dari garam yang Anda tambahkan ke dalam makanan saat memasak, atau saat bersantap di meja makan. Sup kalengan, daging olahan, pasta, saus tomat, roti dan hampir semua makanan olahan mengandung kadar sodium yang tinggi.

Saya masih muda, jadi tidak perlu khawatir tentang asupan garam

Ketika Anda mengonsumsi garam berlebihan, tubuh menyimpan cairan ekstra. Volume air ekstra ini lantas menambah tekanan pada organ-organ tubuh seperti ginjal dan jantung. Begitu pula dengan pembuluh darah arteri. Pada akhirnya, hal tersebut mampu meningkatkan risiko hipertensi dan penyakit jantung di masa tua.

Semua orang memiliki respon yang sama terhadap garam

Tidak semua orang memiliki respon yang sama terhadap garam. Ada banyak orang yang sensitif pada garam atau mengalami resistensi garam. Kondisi tersebut terjadi karena berbagai faktor, yang dipengaruhi oleh usia, berat badan, genetik, pola makan secara umum dan bahkan ras atau etnis seseorang. 

Sensitivitas terhadap garam terjadi ketika tekanan darah Anda berubah secara signifikan karena konsumsi garam. Lansia, wanita, orang Asia Selatan dan Afrika-Amerika adalah beberapa kelompok orang yang memiliki sensitivitas garam yang tinggi.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya