Superfood atau Hanya Sekadar Super Marketing?

Wanita makan buah apel.
Sumber :
  • Pixabay
VIVA.co.id
- Tingkat kesadaran masyarakat untuk bisa hidup sehat memang semakin tinggi. Hal ini berdampak pada hampir semua yang berlabel nol kalori, bebas gula, rendah lemak, organik, hampir semua orang akan rela membayar mahal, demi kesehatan.

Padahal, sebutan superfood sendiri tidak ada, seperti diungkapkan oleh Karishma Palsetia, ahli Nutrisi di ANutr, London seperti dilansir DailyMail.

"Yang terpenting adalah, tidak ada hal yang disebut 'superfood', yang ada adalah makanan yang mengandung nutrisi."

Hal ini senada dengan pernyataan ahli gizi Tirta Prawira, SpGK pada VIVA.co.id, "Dalam dunia kedokteran sendiri, tidak ada istilah superfood."

Ada beberapa makanan yang dijual dengan harga tinggi, padahal pada kenyataannya, mereka juga tidak lebih baik untuk tubuh, jika dibandingkan dengan produk yang lebih murah.

Brokoli sama baiknya dengan kol dan beras coklat sama sehatnya dengan biji gandum, segelas air putih dengan pisang memberikan vitamin dan mineral yang sama dengan air kelapa yang mahal. 

Ide tentang adanya superfood membuat orang percaya bahwa satu produk akan meningkatkan kesehatan mereka, saat dalam kenyataannya mereka harus mengukur diet mereka secara keseluruhan, tambahnya.

Alasan Harus Makan Pisang Lebih Banyak
"Saya rasa orang berpikir mereka boleh makan makanan yang tidak sehat, kemudian mengambil satu sendok penuh spirulina, dan itu akan mengeliminasi makanan tidak sehat tadi. Tidak seperti itu, tidak ada satu makanan pun yang bisa menyelamatkanmu," kata Palsetia.
 Tim senam Amerika Serikat di Olimpiade Rio de Janeiro,Brasil

Terungkap, Menu Makanan Para Juara Olimpiade

Jangan kaget dengan banyaknya kalori yang mereka konsumsi setiap hari.

img_title
VIVA.co.id
10 Agustus 2016