Tes Darah sebagai Peringatan Adanya Penyakit Jantung

Ilustrasi cek kolesterol.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA.co.id – Para ilmuwan telah menemukan bahwa sebuah tes darah sederhana bisa menjadi peringatan akan adanya risiko penyakit jantung pada diri Anda dalam lima tahun ke depan.

Masih Pandemi COVID-19, Perlukah Cek Darah Pasca Lebaran?

Selama ini, para dokter melakukan penghitungan risiko penyakit jantung menggunakan berbagai faktor, termasuk usia, jenis kelamin, tekanan darah, tingkat kolesterol, dan sejarah kesehatan seseorang.

Namun, sebuah tes darah terbaru akan mendeteksi tingkat antibodi dalam tubuh seseorang yang disebut antibodi lgG. Antibodi ini diketahui dapat melindungi tubuh dari serangan jantung.

Gula Darah Meningkat, Waspada Hiperglikemia

Seperti dilansir laman Dailymail, para peneliti tersebut mengatakan, mereka yang memiliki banyak antibodi ini, yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh tubuh, akan memiliki risiko lebih rendah terkena penyakit jantung. Bagaimanapun kondisi mereka, baik itu tekanan darah dan tingkat kolesterolnya.

Penemuan menarik ini bisa berarti bahwa mereka yang saat ini tengah dalam pengobatan untuk kolesterol memiliki sistem kekebalan tubuh yang cukup kuat untuk tidak lagi mengonsumsinya.

Tes Darah Pasca Lebaran Bisa Kontrol Asupan Kolesterol

Di Inggris, penyakit jantung koroner merupakan penyakit yang paling mematikan. Hampir 70 ribu orang meninggal setiap tahunnya karena penyakit ini. Para ilmuwan dari Imperial College London dan University College London telah meneliti lebih dari 1.700 orang memiliki risiko penyakit jantung.

Selama lima tahun percobaan, orang yang memiliki antibodi rendah diketahui memiliki risiko tinggi terkena serangan jantung.

Mereka dengan tingkat antibodi tertinggi memiliki 58 persen risiko lebih rendah terkena penyakit jantung koroner atau serangan jantung, dan 38 persen risiko lebih rendah mengalami stroke atau masalah jantung lainnya.

“Menghubungkan antara sistem kekebalan tubuh yang lebih kuat, untuk mendapatkan perlindungan dari penyakit jantung adalah penemuan yang sangat menarik. Begitu pula meningkatkan bagaimana kami mengungkapkan kepada siapa yang memiliki risiko terkena serangan jantung, sehingga kami dapat memberikan mereka perawatan yang tepat. Sekarang kami punya cara baru yang bisa diikuti,” ujar Pemimpin penelitian dan konsultan kardiolog dari Institut Jantung dan Paru-paru Nasinal Dr. Ramzi Khamis.

Dr. Khamis berharap penemuan ini bisa digunakan untuk mempelajari faktor-faktor yang dapat membuat seseorang memiliki sistem kekebalan tubuh yang bisa melindungi mereka dari serangan jantung. Selain itu, dia juga berharap bisa menggali lagi cara untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh ini.

Penelitian ini menguji pasien yang sedang menjalani perawatan untuk tekanan darah tinggi. Saat ini para peneliti juga tengah mempelajari akan temuan ini juga bisa diaplikasikan pada kelompok pasien lainnya.

Setiap tahun, sekitar tujuh juta orang di Inggris harus mengonsumsi obat-obatan untuk mengatasi kolesterol mereka. Di awal bulan ini tim ilmuwan mengatakan bahwa mengkonsumsi obat-obatan kolesterol tidak berguna, bagi mereka yang berusia di atas 60 tahun, karena mereka menemukan bahwa tidak ada hubungan antara tingkat kolesterol LDL yang tinggi dengan penyakit jantung.

Bahkan, kolesterol buruk ini bisa berfungsi sebagai pelindung yang menangkal berbagai infeksi dan penyakit, termasuk kanker. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal BMJ Open ini bisa menjadi guncangan bagi berbagai teori besar tentang pengobatan kardiovaskular. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya