Ilmuwan Temukan Implan untuk Berhenti Merokok

Ilustrasi minuman beralkohol.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Berhenti minum alkohol atau merokok bisa dibuat jauh lebih mudah, menggunakan implan di otak yang dapat mengusir keinginan orang untuk melakukannya.

Lagi Liburan, Vokalis RHCP Anthony Kiedis Sebat Bareng Warga Kepulauan Mentawai

Dilansir laman Dailymail, sasaran implan bagian otak yang bertanggung jawab untuk mengendalikan nafsu, dan juga membantu untuk menguragi tingkat stres, dapat memperburuk kecanduan.

Menggunakan cutting-edge neuro-stimulator yang dibuat oleh perusahaan Amerika Serikat St Jude Medical, dirancang untuk memungkinkan para ilmuwan 'berbicara' ke otak melalui stimulasi listrik.

Viral Terekam Seorang Wanita Diam-diam dan Santai Merokok di Dalam Pesawat

Ahli bedah saraf profesor Dirk De Ridder, dari University of Otago, telah memasukan implan ke dalam otak enam pasien alkohol, tetapi ia berharap mendapatkan 10 peserta pada akhir tahun.

Ini adalah studi pertama dari jenisnya di dunia untuk para penikmat alkohol melalui implan. Sejak operasi, tidak ada pasien yang telah menyalahgunakan alkohol dan dua peserta juga telah berhenti merokok.

Viral Pengendara Mobil Ngamuk karena Ditegur Merokok

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa implan bisa membantu dengan gangguan obsesif kompulsif, yang dikendalikan oleh bagian yang sama dari otak sebagai kecanduan.

Sebelumnya uji coba di Jerman menggunakan implan untuk melawan kecanduan alkohol dengan menargetkan pusat reward otak tapi hampir semua peserta kambuh kembali.

Profesor De Ridder mengatakan bahwa studi terbaru adalah unik dalam menargetkan keinginan, salah satu dari tiga alasan pecandu kambuh. Dua alasan lainnya adalah stres dan isyarat, seperti berjalan melewati sebuah bar atau melihat tawaran toko modern.

"Anda tidak bisa melakukan apa-apa tentang isyarat, dan Anda dapat mengobati stres, tapi mungkin tidak begitu efisien. Jadi ini sebabnya kami memilih untuk kembali setelah ada keinginan," kata salah satu peserta.

Hasil awal dari penelitian ini akan dipresentasikan pada sebuah konferensi di Barcelona tahun depan dan jika berhasil akan diperluas untuk mencakup lebih banyak pasien dari seluruh dunia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya