Semua Anak Baru Lahir Berisiko Derita Kaki 'O'

Bayi.
Sumber :
  • Pixabay/ PublicDomainPictures

VIVA.co.id – Congenital talipes equino-varus (CTEV) atau clubfoot merupakan kelainan bawaan kaki pada anak yang paling sering ditemui. Kondisi ini, menunjukkan telapak kaki menghadap ke dalam dan ke bawah menyerupai stick golf atau Golf Head Club. Atau oleh masyarakat awam lebih sering disebut dengan kaki O.

Ditemukan Kodok Hijau Licin Berkaki 5, Begini Penampakannya

Kelainan bawaan ini terjadi pada semua anak, dan hampir 90 persen akan terkoreksi dengan sendirinya saat anak sudah berusia tiga tahun.

"Tidak hanya sebagian, tapi semua O, tapi nanti akan pulih pada usia tiga tahun. 90 Persen terkoreksi di usia tiga tahun," kata Aryadi, yang ditemui dalam acara 'Orthopaedic update in surgery', di Sari Pan Pacific, Jakarta, Kamis, 25 Agustus 2016.

Bentuk Kaki X Rentan Dialami Anak Balita hingga Usia SD

Dokter yang berpraktik di Rumah Sakit Premier Jatinegara ini juga menambahkan, ada cara mudah untuk melihat apakah kaki seorang anak O atau X."Rekatkan mata kaki, tumit, nanti terlihat bentuk kakinya."

Meski bisa terkoreksi dengan sendirinya, namun Aryadi juga menggaris bawahi, bahwa ada lima hal yang perlu diperhatikan. Untuk itu deteksi dini penting, karena bila tidak ditangani secara tepat, maka pasien CTEV akan mengalami kesulitan berjalan, yang akhirnya mengakibatkan penurunan produktivitas dan kualitas hidup.

Kaki Anak Berbentuk O atau X, Bisakah Normal Lagi?

"Yang 10 persen, Savior, Progressive (makin lama makin O), Asymetris (kiri dan kanan berbeda), yang ada gangguan fungsi (berjalannya pincang), dan yang pendek. Makanya kalau bisa, ke bidan jangan cuma ukur berat, tapi tinggi badan juga. Kombinasi pendek dan O tidak boleh."

Karena hanya 10 persen yang membutuhkan sepatu, orangtua tidak seharusnya memberikan sepatu pada semua anak dengan kaki O atau X.

"Yang terjadi di masyarakat, semua anak O dikasih sepatu, hanya 10 persen yang butuh sepatu."

Dan untuk mengoreksi kaki O, ponseti adalah metode yang telah diakui WHO, memiliki angka keberhasilan hingga 98 persen bila dikerjakan oleh tenaga ahli yang terampil dan sedini mungkin. Tenaga ahli yang dimaksud adalah dokter ortopedi anak, di mana hanya ada 10 dokter ortopedi anak di seluruh Indonesia.

Ponseti sendiri adalah perawatan manipulasi tanpa operasi, dengan memberikan gips dari kaki hingga pangkal paha.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya