Deteksi Pneumonia Anak Lewat Kecepatan Napas

Ilustrasi bakteri / Pneumonia
Sumber :
  • Pixabay

VIVA.co.id – Penyakit pneumonia paling banyak diderita oleh anak-anak. Pneumonia adalah radang pada parenkim paru, sebuah infeksi yang disebabkan oleh bakteri.

Waspada Bahaya Diare pada Anak! Kenali Gejalanya Segera!

Adanya infeksi tersebut menimbulkan keluhan, demam yang disertai batuk, dan sesak napas. Meski terdengar menyeramkan, namun penyakit ini bisa dicegah.

Sebelum si kecil terserang pneumonia lebih berat, Anda bisa melakukan deteksi awal secara mudah.

Tingkat Kematian Kanker Paru Tinggi, Dokter Ungkap Penyebab yang Sering Tak Disadari

Pada data tahun 2015, sebanyak 5,9 juta anak usia bawah lima tahun di seluruh dunia, meninggal akibat pneumonia. Terlebih, penyakit ini berbahaya karena dapat menular dengan cepat.

"Pneumonia menular melalui batuk dan bersin yang kemudian virus dan bakterinya dihirup oleh anak, kemudian menginfeksi paru-paru. Atau menyebar melalui darah pada ibu saat proses kelahiran," ujar Dr Christina Widaningrum, Kasubdit ISPA, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, di acara "Bakteri Penyebab Pneumonia Ada di Sekitar Kita", di kawasan Sudirman, Jakarta, Kamis 17 November 2016.

Pneumonia is Leading Cause of Death in Children, Toddlers

Pneumonia sendiri, cenderung menyerang anak usia bawah dua tahun. Hal ini terjadi karena beberapa faktor seperti kekurangan gizi yang menyebabkan kekebalan tubuh alami menjadi rendah.

"Gizi buruk yang berat sebabkan daya imun menurun sehingga tidak ada proteksi lagi untuk tingkatkan imunitasnya. Pada anak yang berat badan lahir rendah, rentan mengalami gizi buruk tersebut," jelasnya.

Untuk itu, sebelum terjadi tingkat pneumonia yang berat, disarankan untuk menghitung napas pada anak. Di mana, batas normal pernapasan yaitu 40 hingga 60 kali per menit.

"Saat anak alami batuk, pilek dan terlihat sulit napas, segera cek napasnya saat dia tidur yaitu saat kondisinya sedang tenang. Buka bajunya, cek dadanya, lihat perkembangan napasnya melalui naik turun dadanya itu," kata dia.

Batasan napas pada anak usia bawah dua bulan yaitu tidak lebih dari 60 kali, kemudian pada anak usia 2-12 bulan sebanyak 50 kali dan terakhir pada anak bawah lima tahun, napasnya tidak lebih dari 40 kali per menit. Angka tersebut sudah menjadi batasan normal untuk mengetahui apakah napas si kecil masih normal atau sudah melewati batas wajarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya