Penanganan Tepat pada Wanita Rhesus Negatif

Ilustrasi kehamilan.
Sumber :
  • Pixabay/ ekseaborn0

VIVA.co.id – Tidak semua wanita memiliki darah dengan rhesus positif. Sebab, terdapat 15 persen penduduk dunia  memiliki faktor rhesus (Rh-) sementara di Indonesia, berdasarkan data Biro Pusat Statistik 2010, jumlah pemilik rhesus negatif kurang dari satu persen penduduk atau sekitar 1,2 juta orang.

Cerita Dokter Boyke Tangani Pasien 2 SMP yang Perawan Tapi Hamil, Kok Bisa?

Meski angkanya cenderung minoritas, namun, penting untuk mengetahui jenis rhesus dalam diri seseorang, khususnya wanita. Karena, jika tidak segera ditangani, akan menimbulkan dampak yang berbahaya pada janinnya kelak.

“Seorang ibu dengan rhesus negatif pada pemeriksaan kehamilan pertama akan diperiksa darahnya untuk memastikan jenis rhesus darah dan melihat apakah telah tercipta antibodi," ujar spesialis ObGyn, dr. Rudi Simanjuntak Sp.OG, dalam rilis yang diterima VIVA.co.id pada Sabtu 20 November 2016.

Posko Mudik Perempuan Bisa Cek Kehamilan, Tekanan Darah Hingga Sedia Kondom! Catat Titiknya

Proses dari pembentukkan antibodi tersebut, lanjut Rudi, berawal dari sel darah merah janin pertama yang sebelumnya dikandung oleh sang ibu. Bayi dengan rhesus positif tersebut akan membentuk sebuah antigen, yang dikenali sebagai benda asing oleh tubuh sang ibu. 

Di mana, saat mengandung janin di kehamilan berikutnya, akan membentuk antibodi pada tubuh ibu yang memiliki rhesus negatif. Hal itu, yang harus segera ditangani agar mencegah gangguan kesehatan pada janin dikehamilan berikutnya.

Ello Berbagi Kabar Gembira, Sang Istri Hamil Anak Kedua

"Bila belum tercipta antibodi, maka pada usia kehamilan 28 minggu dan dalam 72 jam setelah persalinan akan diberikan suntikan Immunoglubulin Anti-D. Suntikan ini akan menghancurkan sel darah merah janin yang beredar dalam darah ibu, sebelum tercipta antibodi yang dapat masuk ke sirkulasi darah janin," jelas dokter yang bekerja di Bethsaida Hospitals, Gading Serpong, Tangerang.

Ditambahkan Rudi, Kehamilan tanpa suntikan immunoglobulin Anti-D mempunyai peluang untuk selamat hanya lima persen, suntikan ini akan mengurangi risiko hingga satu persen. Sama halnya pada kasus keguguran, aborsi dan terminasi pun suntikan ini perlu diberikan, di mana suntikan ini terus diulang pada setiap kehamilan berikutnya dikarenakan hanya dapat bertahan beberapa minggu.

"Setelah persalinan, sebaiknya wanita dengan rehsus negatif melakukan tes screening Kleihauer untuk mengenali wanita yang dicurigai dengan FMH yang besar yang memerlukan tambahan lg anti-D. Sama halnya pada wanita yang juga telah mengalami aborsi, karena memerlukan lg Anti-D untuk melindungi bayi di kehamilan selanjutnya."

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya