- Pixabay/Cheryl Holt
VIVA.co.id – Banyak yang mengatakan, bila masa remaja merupakan masa di mana mereka masih mencari jati diri. Karenanya, mereka mudah sekali terpengaruh oleh lingkungan dan pergaulannya.
Psikolog remaja Elizabeth Santosa mengatakan, anak remaja biasanya belum punya mimpi atau cita-cita karena mereka tidak memiliki self esteem atau nilai diri sehingga mudah didikte oleh teman-temannya.
"Karena mau dilihat oleh teman-temannya, dia harus ikut. Kalau bilang tidak, dia akan dianggap enggak gaul, disisihkan," ujar psikolog dengan nama sapaan Lizzie ini saat acara Remaja Berani Sehat di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta, Kamis 15 Desember 2016.
Untuk itu, remaja perlu ditingkatkan nilai dirinya. Salah satu caranya adalah dengan kebersihan. Ini berkaitan dengan fisiologi serta perilaku mereka yang mengalami perubahan. Kebersihan di sini, Lizzie menjelaskan, adalah masalah higienitas. Bagaimana para remaja bisa membersihkan secara personal bagian tubuhnya.
"Misalnya dia suka basket. Jangan sampai karena berkeringat jadi bau dan dijauhi teman-temannya kemudian dia tidak mau lagi main basket," kata Lizzie.
Akhirnya masalah ini bisa memicu timbulnya stres. Mereka harus memahami bahwa untuk dapat memiliki percaya diri juga harus dimulai dari penampilan yang baik.
"Perbedaan antara confident dan self esteem adalah confident itu percaya diri, sedangkan self esteem adalah nilai diri. Nilai diri ini didapat dari kepercayaan diri. Sebelum menumbuhkan nilai diri, ajarkan dulu mereka dasar kepercayaan diri yang didapat dari penampilan.”
Penampilan ini tentunya secara menyeluruh, dari atas hingga ke bawah. Ini juga bisa menjadi cara memotivasi para orangtua untuk menanamkan percaya diri yang dimulai dari diri si anak.
(mus)
