Tujuh Pertanyaan Sebelum Akhiri Hubungan Percintaan

Ilustrasi patah hati atau putus cinta.
Sumber :

VIVA.co.id – Ketika Anda menemukan pasangan melakukan kesalahan besar hingga membuat Anda marah dan sakit hati, seringkali timbul rasa ragu yang membuat Anda bertanya-tanya apakah ini sebuah cobaan yang akan memperkuat hubungan Anda kelak, ataukah ini sebuah tanda bahwa Anda harus mengakhiri hubungan?

Foto Kencan Beredar, Bright Vachirawit dan Nene Pornnapan Santer Digosipin Pacaran

Bagaimanapun, bertahan pada hubungan yang tidak sehat atau bahagia adalah kesalahan yang sering orang lakukan. Tapi, meninggalkan hubungan yang memiliki harapan juga bukan keputusan baik. Lalu, bagaimana menilai hubungan Anda masih layak diberi kesempatan?

Tanyakan pada diri Anda tujuh pertanyaan berikut yang dilansir laman Glamour untuk mengetahui apakah hubungan Anda harus diakhiri atau tidak.

Deretan Pria Pernah Jalin Hubungan dengan Nikita Mirzani dari Bule higga Ajudan Prabowo

1. Apakah kita mengalami perkembangan menghadapi masalah ini?

Jangan berasumsi sebuah masalah tidak layak dikonfrontosikan hanya karena Anda merasa pasangan akan bereaksi dengan keras. Beri dia kesempatan untuk memperbaiki masalah itu. Bukan hanya bagaimana dia menyelesaikannya, tapi juga seberapa simpatik reaksinya ketika Anda mengangkat masalah itu.

Berani Nge-date di Tempat Umum, Chaeyoung TWICE dan Zion T Sudah Pacaran 6 Bulan

Konselor pasangan Julienne Derichs, LCPC, merekomendasikan agar Anda menanyakan pertanyaan, "Bisakah kita mengatasi masalah dan perbedaan yang membawa kita pada hubungan yang lebih baik? Atau kita hanya berputar di masalah yang sama lagi dan lagi dan tidak mengalami perkembangan apa-apa?

2. Dia atau saya?

Jika Anda berpikir ingin putus dengan seseorang, peluangnya adalah Anda berpikir kesalahan ada padanya. Tapi, Derichs mengatakan, ambil sedikit waktu untuk instrospkesi. Jika semua masalah dalam hubungan tampak seperti disebabkan olehnya, kemungkinan Anda akan menyalahkan semua padanya.

Apakah ada peranan Anda di dalamnya? Adakah kesalahan yang juga Anda buat? Jika Anda meninggalkan seseorang karena sesuatu yang seharusnya menjadi tanggung jawab Anda, masalah itu akan muncul lagi pada hubungan Anda yang baru.

3. Apakah hubungan ini memberikan kebahagiaan?

Biarpun Anda mencintai pasangan sepenuh hati, itu tidak menjadi alasan yang cukup untuk bertahan kalau pada akhirnya Anda tetap merasa menderita. Sebaliknya, meskipun hubungan itu membuat Anda seperti gila tapi kalau hidup Anda menjadi lebih baik, hubungan itu berharga untuk dipertahankan.

Terapis hubungan Stan Tatkin, PsyD, MFT, tidak merekomendasikan Anda meninggalkan seseorang kecuali Anda yakin akan lebih baik tanpanya.

4. Apakah segala sesuatunya dapat kembali seperti semula?

Jika Anda mencoba mencari tahu apakah Anda bisa lebih bahagia dalam sebuah hubungan, Tatkin menganjurkan untuk memikirkan berulang kali seberapa bahagia Anda sebelumnya dan tanyakan pada diri Anda apakah Anda bisa menciptakan kebahagiaan itu lagi. Apakah ada satu waktu saat segala sesuatunya berjalan tidak seperti yang Anda inginkan? Apakah ada perbedaan dari titik tersebut? Apa yang harus Anda lakukan untuk mengembalikannya lagi?

5. Apakah saya bersedia melakukan usaha yang diperlukan untuk menyelamatkan hubungan ini?

Tatkin mengatakan, realistislah dalam melakukan usaha untuk menyelamatkan hubungan Anda. Tanyakan pada diri Anda apakah Anda punya cukup energi untuk melalui semuanya, terutama ketika mengetahui usaha itu mungkin berhasil, mungkin juga tidak.

6. Apakah saya perlu membuat dia berubah atau sekadar mendukung saya saja?

Terkadang, kata psikoterapis Katherine Schafler, LMHC, kita berpikir kita harus mengubah pandangan pasangan ketika kita yang sebenarnya kita butuhkan adalah mereka memvalidasi opini kita. Misalnya dia tidak suka binatang peliharaan tapi tetap membelikan mainan untuk binatang kesayangan Anda, itu lebih bisa diatasi ketimbang mereka mengacuhkan sama sekali keyakinan dan kesukaan Anda.

7. Apakah saya masih ingin bersamanya jika dia tidak pernah mau berubah?

Pikirkan seberapa besar masalah itu mempengaruhi Anda jika masalah yang mengganggu Anda tidak pernah terselesaikan. Misalnya, jika Anda senang dengan kerapihan sedangkan dia tidak, apakah Anda bisa menyesuiakan hidup dengan orang yang berantakan?

Ada banyak pertanyaan dalam hubungan yang berkaitan dengan masalah standar yang bisa mempengaruhi kebahagiaan Anda jika Anda dan pasangan tidak pernah menemui titik sepakat.

"Jangan berpikir seseorang akan berubah, menjadi dewasa, atau rela melepaskan apa yang penting bagi mereka. Asumsikan mereka tidak bisa berubah dan nilai apakah Anda bisa membuatnya berubah," kata Schafler

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya