Kurang Tidur, Potensi Lebih Tinggi Terserang Penyakit

Ilustrasi menguap.
Sumber :
  • Pixabay/MrsBrown

VIVA.co.id – Sebuah penelitian menyebutkan bahwa ketika tidur, secara keseluruhan tubuh melakukan regenerasi. Oleh karena itu, tidur selalu menjadi solusi jika seorang mengalami kelelahan. Individu yang kurang tidur memiliki risiko tinggi terserang penyakit.

Perjuangan Devano Danendra Bintangi Film Malam Pencabut Nyawa, Sampai Lakukan Hal Ini

Baru-baru ini Nathaniel Watson, seorang ahli saraf dan spesialis tidur di University of Washington School of Medicine, menjelaskan pentingnya tidur yang cukup.

Studi terbaru yang dilakukannya telah menunjukkan bahwa pada tubuh yang kurang tidur, akan menghalangi proses tertentu dalam DNA pada sistem kekebalan tubuh. Sistem tersebut bertanggung jawab untuk melawan infeksi, seperti flu dan pilek, serta penyakit kronis.

Kurang Tidur Saat Puasa, Bisa Picu Kenaikan Kadar Kolesterol, Kok Bisa?

"Sistem kekebalan tubuh Anda tidak berfungsi ketika Anda kurang tidur," kata Watson, seperti dilansir Huffingtonpost.

Penelitian ini melibatkan 11 pasang kembar identik. Pasangan kembar tersebut diminta melakukan dua hal yang berbeda terkait waktu tidur.

Begadang Bisa Sebabkan Hipertensi, Ini Tips Agar Tidur Lebih Nyenyak dan Berkualitas

Kembar pertama melaporkan tidur setidaknya tujuh jam per malam, sementara kembarannya, tidur sekitar satu jam lebih sedikit.

Mengapa dipilih responden kembar identik, hal itu dilakukan untuk membantu mengontrol fakta bahwa kebutuhan tidur tiap-tiap orang berbeda-beda. Watson menjelaskan bahwa penelitian dengan kembar identik adalah skenario untuk mendapatkan perbandingan terbaik.

Selain itu dalam prosesnya, para peneliti mengambil sampel darah masing-masing responden pada akhir studi. Sampel darah tersebut mengungkap bahwa sistem kekebalan tubuh kembar yang kurang tidur, cenderung kurang lebih aktif daripada kembar yang tidur cukup.

"Mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh buruk, akan membawa mereka pada risiko leih tinggi terserang penyakit," ujar Watson.

Untuk mengontrol faktor potensial lainnya yang dapat memengaruhi kebutuhan tidur dan kesehatan kekebalan tubuh, para peneliti melakukan pengecualian terhadap penderita diabetes, depresi atau masalah kesehatan mental lainnya termasuk gangguan tidur.

Penelitian ini juga melakukan pengecualian terhadap pekerja sif, perokok, pengguna narkoba dan peminum.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya