Petir dan Hujan Bisa Picu Asma

Ilustrasi/Petir
Sumber :
  • REUTERS

VIVA.co.id – Meski terbilang jarang, Thunderstorm Asma ternyata cukup mengkhawatirkan karena berdampak pada kematian. Penelitian terbaru memaparkan bahwa asma jenis tersebut dapat dipicu oleh beberapa hal.

Warganet Terasa Berdebar dan Lemas Habis Konsumsi Salbutamol, Begini Penjelasannya

Thunderstorm asma diketahui baru-baru ini telah menyebabkan kematian pada sembilan orang di berbagai belahan dunia. Studi dalam Journal of Applied Meteorology and Climatology kemudian memaparkan ragam pemicu asma jenis ini.

Dilansir dari laman Medical Daily, studi tersebut menjelaskan bahwa thunderstorm asma merupakan kombinasi dari cuaca hujan, berangin, serta listrik dari petir. Kombinasi cuaca tersebut, menurut peneliti, membawa beberapa debu atau serbuk sari, sehingga orang dengan alergi tersebut, mengalami penyempitan organ pernapasan.

Wamenkes Dante Ungkap 4 Biang Kerok Penyebab Polusi Udara

Seperti diketahui, pada November 2016 silam, petir dan cuaca berangin, berdampak pada penurunan kondisi ribuan orang di Australia. Dari ribuan orang yang terkena penurunan kondisi, terdapat sembilan orang yang mengalami kematian.

Meski belum jelas penyebabnya, peneliti memiliki opini bahwa angin dan petir juga bisa jadi pemicu asma seperti debu, tungau, dan serbuk sari. Hal ini membuat banyak orang terpengaruh dan memberikan penyempitan pada rongga pernapasannya.

Polusi Udara Sebabkan ISPA, Asma hingga Penyakit Paru Obstruksi Kronis, Kata Menteri Kesehatan

Sebab, pemicu asma itu akan dengan mudah dipaparkan pada banyak orang. Kemudian, peran hujan, angin serta petir sendiri memicu pencetus asma masuk ke dalam rongga pernapasan dan membuat asma terjadi.

"Thunderstorm asma ini merupakan kombinasi alergi seperti debu yang terbawa hujan dan angin dan menginfeksi orang-orang yang rentan," ujar peneliti Andrew J. Grundstein.

Ilustrasi paru-paru/rontgen/x-ray.

Tingkat Kematian Kanker Paru Tinggi, Dokter Ungkap Penyebab yang Sering Tak Disadari

Kanker paru masih menjadi salah satu penyebab kematian akibat kanker tertinggi di Indonesia. Data Kementerian Kesehatan mengungkapkan, setiap tahun ada sekitar 34 ribu.

img_title
VIVA.co.id
26 Februari 2024