25 Persen Penduduk Indonesia Idap Hipertensi

Ilustrasi hipertensi.
Sumber :
  • Pixabay/stevepb

VIVA.co.id – Hipertensi dijuluki silent killer karena hampir tidak memiliki gejala. Sebagian besar penderita hipertensi baru datang ke dokter ketika sudah terjadi keluhan, padahal yang dirasakan adalah indikasi bahwa sudah terjadi komplikasi yang berisiko tinggi terhadap kematian.

5 Penyakit yang Sering Mengintai Usai Lebaran, Jangan Terlena Makan Opor dan Kue Kering!

Ternyata rendahnya kesadaran masyarakat untuk melakukan pemeriksaan, penanganan, dan pengendalian terhadap hipertensi tidak terjadi di negara sedang berkembang saja. Menurut data, di negara maju seperti Amerika dan Kanada, hanya 50 persen saja yang melakukan kontrol hipertensi.

Menurut penuturan dr Siska Suridanda Danny, SpJP, FIHA, secara umum, dari populasi yang ada hanya sepertiga saja yang mengetahui dirinya hipertensi. Dari yang mengetahui itu hanya sepertiga juga yang melakukan terapi. Dan, dari yang melakukan terapi itu hanya sepertiganya yang mengontrol.

Konsumsi Garam Berlebih Sebabkan 3 Penyakit Ini, Berujung pada Masalah Seksual

"Di Indonesia, data dari Riskesdas tahun 2013, berdasarkan wawancara, hanya sembilan persen populasi yang sadar, tahu atau pernah diberitahu punya hipertensi," kata Siska kepada VIVA.co.id.

Tapi, berdasarkan hasil pengukuran tensi dipaparkan 25,8 persen memiliki tekanan darah tinggi. Jumlahnya hampir tiga kali lipat.

5 Rekomandasi Makanan Sehat untuk Penderita Darah Tinggi, Sayuran Hijau Paling Wajib

Padahal, lanjut Siska, peningkatan tekanan darah setiap 20/10 mm Hg, akan meningkatkan dua kali lipat risiko kematian akibat kardiovaskular.

Kapan seharusnya melakukan pemeriksaan tekanan darah? Siska mengatakan, setiap dua kali setahun pada orang dewasa usia 20 tahun tanpa gejala. Jika sudah memiliki faktor risiko seperti berusia lebih dari 40 tahun, pemeriksaan tekanan darah minimal satu tahun sekali. (one)

Ilustrasi diabetes.

Kolesterol Hingga Diabetes Bermunculan Usai Lebaran? Dokter Ungkap Penyebab dan Cara Atasinya

Beberapa penyakit yang timbul atau kambuh selepas Lebaran biasanya adalah diabetes, kolesterol, gangguan pencernaan, hipertensi, asam urat, hingga masalah lambung.

img_title
VIVA.co.id
17 April 2024