2016, Lebih 4.000 Ibu Meninggal karena Masalah Persalinan

Ilustrasi bayi dan ibunya
Sumber :
  • http://selebupdate.com/jessica-dan-baby-el/

VIVA.co.id – Kesehatan menjadi hal mendasar yang harus dijamin setiap negara. Tingkat kesehatan setiap negara diukur melalui angka kematian ibu dan bayi. Sayangnya, Indonesia masih memiliki angka yang sangat tinggi.

Ketersediaan Stok Darah Dapat Turunkan Angka Kematian Ibu

Direktur Kesehatan Keluarga Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr. Eni Gustina, MPH, mengungkapkan, setiap tahun ada 12.375 ibu meninggal dan dari laporan rutin yang diterima Kemenkes, selama tahun 2016 sebanyak 4.929 ibu meninggal di Indonesia karena proses kehamilan, melahirkan, dan nifas.

"Setiap bulannya 400-an ibu meninggal, itu sama dengan satu pesawat boeing yang jatuh," ujar Eni saat jumpa pers di Hotel Fairmont Jakarta, Rabu, 12 Juli 2017.

Periksa Kehamilan? Lebih Gampang Pakai Aplikasi Bidan Sehati

Eni melanjutkan, ibu meninggal bisa terjadi di beberapa tempat, seperti di rumah maupun di rumah sakit. Di rumah karena banyak ibu yang tidak memiliki pengetahuan mengenai risiko kehamilan.

Seperti diketahui jika pendidikan di Indonesia masih belum merata. Perempuan-perempuan di daerah terpencil banyak yang tidak bersekolah sehingga mereka tidak memahami kalau hamil itu berisiko mengalami pendarahan dan hal itu masuk dalam kategori gawat darurat.

Usia Rentan Melahirkan yang Bisa Picu Kematian Ibu dan Bayi

"Banyak ibu yang tidak mau ke rumah sakit karena menganggap harus membayar mahal," imbuh Eni.

Karena itulah, pemerintah kini sudah berkomitmen bahwa semua persalinan harus dilakukan di fasilitas kesehatan dan semua biaya ditanggung negara melalui dana jaminan persalinan (jampersal).

Bagi yang rumahnya jauh dari fasilitas kesehatan, akan disiapkan rumah tunggu kelahiran di mana semua biaya juga akan ditanggung pemerintah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya