2017, 80 Ribu Lebih Wanita Indonesia Positif Kanker

Ilustrasi leher.
Sumber :
  • Pixabay/Pexels

VIVA – Kanker masuk dalam tiga besar penyakit setelah jantung dan ginjal yang menjadi beban tertinggi BPJS dan JKN. Karenanya, meningkatkan kewaspadaan harus terus dilakukan, salah satunya dengan melakukan deteksi dini.

Program deteksi dini kanker juga kerap dilaksanakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Di bulan Oktober ini, Kemenkes menargetkan pemeriksaan pada 1 juta wanita di Indonesia.

"Target satu juta ini akan menurunkan prevalensi dari data Riskesdas 2013 yang mencapai 8 persen, menjadi di bawahnya," ujar Dr. H. M. Subuh, MPPM, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, usai membuka acara Deteksi Dini Kanker Serviks dan Payudara di Gedung Sujudi Kemenkes, Jakarta, Senin 23 Oktober 2017.

Menurut hasil laporan dari lima provinsi, angka positif kanker tertinggi adalah 5,8 persen.

Sementara itu, pada pemeriksaan dari Januari hingga September 2017, sekitar 2.730.000 wanita sudah dilakukan pemeriksaan dan angka yang ditemukan positif adalah 3 persen atau sekitar 81.900 wanita.

Dengan program nasional yang dilakukan pada Oktober, maka jumlah wanita yang sudah dideteksi dini mencapai 3.730.000.

Subuh menambahkan, meski rata-rata kanker positif stadium lanjut masih kecil. Namun, pada kanker serviks kebanyakan ditemukan lanjut pada stadium 2B.

"Diharapkan dengan pemeriksaan ditemukan kanker serviks stadium 1 sehingga tindakannya lebih baik." (mus)

Cara Tak Terduga Mencegah Kanker
Ilustrasi kanker ovarium.

Waspadai, Sering Kembung dan Tak Nafsu Makan Tanda Kanker Ovarium Mengintai

Bukan tanpa alasan, kanker ovarium kerap terlambat dideteksi karena gejala awalnya yang tak khas. Meski pada umumnya kanker ovarium tak disertai gejala pada stadium awal.

img_title
VIVA.co.id
5 Desember 2022