Terbersit Bunuh Diri, Jangan Ragu Datangi Psikiater

Ilustrasi orang yang mengalami depresi.
Sumber :

VIVA – Bunuh diri merupakan masalah kejiwaan yang sangat memprihatinkan. Data dari Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO menunjukkan, di seluruh dunia setiap 40 detik terjadi satu orang bunuh diri.

Izin Menginap di Kantor Polisi, Pria Tuban Ini Ternyata Baru Membunuh Istrinya

Karenanya, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza dari Kementerian Kesehatan, Dr. dr. Fidiansjah, Sp.KJ, MPH, menyarankan kepada masyarakat yang merasa membutuhkan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan untuk melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu untuk bercerita, berkonsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit dengan fasilitas layanan kesehatan jiwa. Bila perlu merujuk ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ).

Pemerintah terus melakukan peningkatan pengembangan layanan kesehatan jiwa di Indonesia, baik secara kuantitas maupun kualitas. Di tingkat fasilitas layanan kesehatan primer, saat ini terdapat 3.602 puskesmas yang sudah memiliki layanan kesehatan jiwa.

Profil Meli Joker Selebgram yang Tewas Bunuh Diri

Sementara di tingkat fasilitas layanan kesehatan rujukan, lebih dari 247 Rumah Sakit Umum yang memiliki layanan jiwa yang lengkap, selain itu ada 37 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Rujukan Regional, ditambah dengan 35 Rumah Sakit Jiwa (RSJ) dan satu Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) milik pemerintah, serta 14 RSJ milik swasta.

Di antara beberapa RSj juga memiliki layanan konseling atau konsultasi melalui telepon, seperti RSJ Amino Gondohutomo Semarang, RSJ Marzoeki Mahdi Bogor, RSJ Soeharto Heerdjan Jakarta, RSJ Prof Dr Soerojo Magelang, dan RSJ Dr Radjiman Wediodiningrat Lawang, Malang.

Areum Eks T-ARA Akhirnya Putus dengan Pacarnya Usai Menimbulkan Kontroversi

Layanan Konsultasi

Kementerian Kesehatan RI sebelumnya juga memiliki layanan konsultasi atau konseling masalah mental dan kejiwaan, termasuk percobaan bunuh diri, melalui saluran telepon yang dikenal dengan sebutan ASA 500-454. Namun, layanan yang diluncurkan 10 Oktober 2010 tersebut dihentikan operasionalnya pada akhir tahun 2014.

Berikut penjelasan Kementerian Kesehatan RI melalui situs resminya mengenai penghentian operasional layanan konseling saluran tersebut.

- Terjadi ketidakefektifan antara biaya dan sumber daya yang disediakan dengan jumlah penelepon yang masuk, semakin lama semakin menurun. Data Kemenkes mencatat jumlah penelepon yang menggunakan layanan ASA yaitu 161 penelepon pada 2010, 222 penelepon pada 2011, 347 penelepon pada 2012, 267 penelepon pada 2013, dan 46 penelepon pada 2014.

- Sebagian besar penelepon lebih banyak bertanya seputar informasi kesehatan jiwa dan permintaan data atau informasi dibanding dengan konseling kasus bunuh diri dan konsultasi masalah kesehatan jiwa lainnya.

"Untuk itu, bagi masyarakat yang membutuhkan layanan konsultasi terkait permasalahan kesehatan jiwa yang dialami, diharapkan untuk dapat langsung menghubungi atau datang ke puskesmas atau rumah sakit dengan layanan kesehatan jiwa terdekat, bila perlu baru dirujuk ke rumah sakit jiwa," pesan Fidiansjah seperti dikutip dari situs resmi Kemenkes RI. (ren)
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya