- Pixabay
VIVA – Sebuah studi menekankan pentingnya menjaga berat badan yang tepat demi kesehatan psikologis. Soalnya, kekurangan berat badan berisiko menyebabkan depresi.
Diterbitkan di edisi terbaru British Journal of Psychiatry, studi ini menunjukkan bahwa risiko depresi pada mereka, yang memiliki berat badan kurang, 16 persen lebih tinggi dibandingkan mereka yang berat badannya berada di kisaran normal.
Pada pria, risikonya 21 persen lebih tinggi, dibandingkan para wanita yang memiliki risiko 12 persen. Di samping itu, obesitas juga memicu depresi. Risikonya 21 persen lebih tinggi pada wanita, dan tiga persen pada pria.
Dilansir laman The Korea Herald, studi yang dilakukan oleh profesor medis di Seoul National University ini memilih 183 laporan penelitian untuk menarik hubungan antara ukuran tubuh dengan depresi. Subyek studi dibagi menjadi beberapa kelompok, yaitu berat badan kurang, berat badan normal, kegemukan dan obesitas.
Poin yang harus diketahui adalah saat berat badan berlebih mengurangi risiko depresi hingga 16 persen pada pria. Di sisi lain risikonya menjadi jauh lebih tinggi pada wanita.
Hasilnya tidak hanya menunjukkan bahwa wanita merasa lebih tertekan secara sosial untuk menjadi langsing, tapi juga menunjukkan bahwa pria merasa lebih bahagia memiliki berat badan sedikit berlebih.
Jung Sun Jae, peneliti utama studi ini mengatakan, tenaga medis harus perhatian juga pada orang yang terlalu kurus, karena baik terlalu kurus dan obesitas merupakan risiko depresi.
Peneliti lain, Kang Dae Hee mengatakan, temuan penting dari analisis ini adalah menjadi kurus sama berbahayanya bagi kesehatan mental dengan menjadi gemuk. Dia mengatakan, menjaga berat badan normal melalui pola makan dan gaya hidup sehat adalah cara terbaik. (ren)