Kurang Tidur Picu Cemas dan Depresi, Mengapa?

Ilustrasi marah
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Sebuah riset baru mengatakan bahwa orang yang tidurnya kurang dari delapan jam, kemungkinan besar akan menderita kecemasan dan depresi.

Perjuangan Devano Danendra Bintangi Film Malam Pencabut Nyawa, Sampai Lakukan Hal Ini

Riset tersebut mengatakan bahwa hal tersebut dikarenakan penderita insomnia kurang mampu menangkal pikiran negatif dan terlepas dari emosi negatif dibandingkan mereka yang mendapatkan tidur dengan waktu yang cukup.

Dipublikasikan di Journal of Behavioral Therapy dan Experimental Psychiatri, studi ini menganalisis 52 orang dewasa yang mengalami pikiran negatif berulang (Repeated Negative Thinking atau RNT), yakni fokus perhatian yang terus menerus pada pikiran yang menyebabkan kesedihan, kecemasan, dan stres.

Zaidul Akbar Ungkap Penyakit Bodoh hingga Kecemasan Bisa Hilang di Ramadhan, Gimana Caranya?

Kemudian, pola tidur para partisipan ditentukan melalui beberapa wawancara dan gerakan mata mereka dimonitor setelah ditunjukkan gambar-gambar yang bertujuan memicu respons emosional, begitu juga dengan gambar netral.

Menariknya, menurut laporan Science Daily, hasilnya mengungkapkan bahwa mendapatkan waktu tidur yang tidak cukup, kurang dari delapan jam, menyebabkan seseorang menghabiskan lebih banyak waktu untuk memperhatikan gambar negatif dan artinya mereka tidak mampu melepaskan diri dari gambar negatif yang mereka lihat.

Kurang Tidur Saat Puasa, Bisa Picu Kenaikan Kadar Kolesterol, Kok Bisa?

"Kami menemukan bahwa orang-orang dalam studi ini memiliki beberapa kecenderungan untuk terperangkap dalam pikiran negatif, dan pikiran negatif yang meningkat itu membuat mereka sulit lepas dari stimulan negatif yang mengenai mereka," kata penulis studi Profesor Meredith Coles dari Binghamton University seperti dikutip The Independent.

Coles melanjutkan, para peneliti menyadari bahwa ini bisa menjadi penting karena pikiran negatif yang berulang ini berkaitan dengan beberapa gangguan berbeda seperti kecemasan, depresi, dan banyak hal lainnya.

Para peneliti kini melakukan penelitian lebih lanjut untuk menentukan bagaimana durasi tidur berkontribusi pada gangguan psikologis. Diharapkan, temuan tambahan bisa bermakna bahwa psikolog kemungkinan suatu hari bisa mengobati kecemasan dan depresi dengan membantu pasien mendapatkan tidur yang lebih baik.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya