Kekurangan Asam Folat saat Hamil Picu Bayi Lahir Prematur

Wanita hamil.
Sumber :
  • Pixabay/Pexel

VIVA – Kecukupan gizi penting bagi ibu hamil, tak hanya sebagai nutrisi untuk tumbuh, kecukupan gizi juga dapat mengurangi kematian ibu dan bayi.

Vitamin dan Mineral yang Harus Dikonsumsi Wanita

Wanita hamil yang kurang gizi cenderung picu anemia. Kondisi ini terjadi karena berkurangnya produksi hemoglobin, protein, zat besi, vita­min B12, vitamin C dan asam folat. 

Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas), prevalensi anemia pada ibu hamil sebesar 37,1 persen sedangkan menurut data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) angka kematian ibu mencapai 359 per 100 ribu kelahiran.

Pentingnya Asupan Asam Folat dan Vitamin C untuk Menjaga Imunitas

Sebuah penelitian yang dilakukan mahasiswa dari Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia, Institut Pertanian Bogor (Fema IPB) mengungkap bahwa kekurangan nutrisi berdampak pada kondisi bayi saat lahir.

“Kekurangan vitamin B12 dan asam folat selama kehamilan berhubungan dengan pening­katan risiko kelahiran prematur, berat bayi lahir rendah dan terganggunya pertumbuhan janin,” ujar Hardinsyah salah satu Mahasiswa peneliti.

Kulit Kering saat Hamil, Berbahayakah? Ini Penjelasannya

Dilansir rilis yang diterima VIVA Senin 8 januari 2018, penelitian yang dilakukan Eka Puspita Astriningrum dan Naufal Muharam Nurdin ini juga meriset dampak kekurangan asupan vitamin C pada ibu hamil.

Studi yang melibatkan 606 responden wanita hamil berusia 14-49 tahun ini menunjukkan bahwa 88,3 persen ibu hamil mengalami kekurangan asupan vitamin tingkat berat.

Ibu hamil berumur lebih muda dengan status ekonomi menengah dan bawah lebih berisiko mengalami defisiensi asam folat. 

Ibu hamil dengan tingkat pendidikan di bawah SMA dengan status ekonomi menengah dan bawah lebih berisiko mengalami defisiensi B12, sementara defisiensi vitamin C lebih sering terjadi pada ibu hamil yang berpendidikan di atas SMA.

“Rata-rata asupan asam folat dan vitamin C masih belum memenuhi standar kebutuhan. Tingkat pemenuhan asam folat dan vitamin C sebagian besar tergolong defisit berat, sedangkan vitamin B12 tergolong cukup," ujarnya.

Sementara itu, status ekonomi bawah dan menengah berisiko 3,8 kali meningkatkan defisiensi asam folat dan 1,6 kali meningkatkan defisiensi vi­tamin B12.

"Karenanya konsumsi sumber vitamin perlu ditingkatkan untuk mencegah masalah selama kehamilan, seperti anemia, prematur, dan kematian ibu dan anak,” ujarnya.

Ia menambahkan ibu hamil berumur 19-49 tahun cenderung berisiko 22,3 persen lebih rendah mengalami defisien­si asam folat. 

"Pendidikan tidak tamat SD dan wa­jib belajar berisiko 2,5 kali meningkatkan de­fisiensi vitamin B12 dan 2,0 kali meningkatkan defisiensi vitamin C."

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya