Gara-gara Macet, Makin Banyak Orang Indonesia Sakit Jiwa

Ilustrasi-Kemacetan lalu lintas
Sumber :
  • ANTARA Foto/Yulius Satria Wijaya

VIVA – Tingginya angka kepadatan penduduk di Tanah Air, memberi permasalahan tersendiri. Populasi yang terus bertambah ini, dikatakan Menteri Kesehatan RI, Prof. dr. Nila Moeloek Sp.M, menjadi sumber stres yang tinggi.

Arus balik di Padalarang Diprediksi sampai 15 April Kuantitas Lebih Besar dibanding Arus Mudik

"Penderita gangguan jiwa banyak. Itu diakibatkan dari stres yang tinggi. Di sini, kita tahu, dengan populasi yang terus bertambah, membuat tingkat stres semakin tinggi," ungkap Nila, ditemui di gedung Kementerian Kesehatan RI, Jakarta, Rabu 10 Januari 2018.

Menurutnya, populasi yang semakin bertambah, membuat kemacetan semakin merajalela. Dengan begitu, angka kasus gangguan jiwa juga semakin banyak dan berdampak pada bahaya bunuh diri.

Polisi Pastikan Tak Ada Kemacetan di Aceh Meskipun Lokasi Wisata Penuh

"Gaya hidup kita keras, seperti sumber kemacetan di mana-mana, apa Anda tidak stres? Di negara Jepang, gaya hidup yang keras itu bisa memicu angka bunuh diri yang meningkat," terangnya.

Perlu diketahui, beban penyakit, atau burden of disease penyakit jiwa di Tanah Air masih cukup besar. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, menunjukkan bahwa prevalensi gangguan mental emosional yang ditunjukkan dengan gejala-gejala depresi dan kecemasan adalah sebesar enam persen untuk usia 15 tahun ke atas, atau  sekitar 14 juta orang.

Polisi Antisipasi Macet di Jadetabek Karena Mudik Lokal di Hari Lebaran

Sedangkan prevalensi gangguan jiwa berat, seperti schizophrenia adalah 1,7 per 1.000 penduduk, atau sekitar 400 ribu orang. Berdasarkan jumlah tersebut, ternyata 14,3 persen di antaranya atau sekira 57 ribu orang pernah, atau sedang dipasung.

Masalah kesehatan jiwa di Indonesia merupakan masalah kesehatan masyarakat yang sangat penting dan harus mendapat perhatian sungguh-sungguh dari seluruh jajaran lintas sektor Pemerintah baik di tingkat Pusat maupun Daerah, serta perhatian dari seluruh masyarakat.

Kadishub Sumut, Agustinus.(B.S.Putra/VIVA)

Puncak Arus Balik Lebaran di Sumut Berlangsung Selama 3 Hari

Puncak arus balik Lebaran Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah, terjadi selama tiga hari sejak 13 hingga 15 April 2024. Namun, arus balik ekstrim terjadi Minggu 14 April 202

img_title
VIVA.co.id
15 April 2024